Tolak Wajib Militer, Yahudi Ultra-Ortodoks Israel Pilih Dipenjara daripada Perang - inews
Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah
Tolak Wajib Militer, Yahudi Ultra-Ortodoks Israel Pilih Dipenjara daripada Perang
TEL AVIV, iNews.id - Ribuan warga Yahudi ultra-Ortodoks (Haredi) turun ke jalan di berbagai kota Israel, Rabu (20/8/2025), menolak keras kebijakan wajib militer yang mengharuskan mereka ikut perang di Jalur Gaza. Bagi komunitas Haredi, mempelajari Taurat adalah tugas suci yang jauh lebih penting ketimbang angkat senjata.
Gelombang protes ini pecah setelah polisi menangkap sejumlah mahasiswa Haredi yang menolak mendaftar dinas militer. Tindakan aparat itu memicu kemarahan komunitas, hingga mereka melakukan demonstrasi besar-besaran dengan memblokade jalan raya utama dan menutup akses ke pangkalan militer Beit Lid.
Baca Juga
“Lebih baik masuk penjara daripada mengkhianati Taurat,” demikian salah satu slogan yang dibawa pengunjuk rasa.
Krisis Tentara, Krisis Identitas
Baca Juga

Militer Israel saat ini kekurangan sekitar 10.000 hingga 12.000 tentara untuk memperkuat operasi di Gaza. Secara hitung-hitungan, kekurangan itu bisa diisi oleh pemuda Haredi. Namun, komunitas ini menolak total, dengan alasan bahwa integrasi ke dalam dunia sekuler akan menghancurkan identitas religius mereka.
Keputusan Mahkamah Agung Israel pada Juni 2024 yang mewajibkan pemuda Haredi mendaftar militer justru memperbesar ketegangan. Pemerintah Israel bahkan memutus bantuan finansial bagi lembaga pendidikan agama yang para siswanya menolak wajib militer.
Baca Juga
