Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Dunia Internasional Featured Nuklir Rusia

    Nasib Perjanjian Senjata Nuklir AS-Rusia di Ujung Tanduk, Ini Langkah Putin - SindoNews

    2 min read

      Dunia Internasional, 

    Nasib Perjanjian Senjata Nuklir AS-Rusia di Ujung Tanduk, Ini Langkah Putin

    Selasa, 23 September 2025 - 09:45 WIB

    Presiden Vladimir Putin umumkan Rusia akan perpanjang Perjanjian New START yang akan berakhir Februari 2026. Perjanjian New START merupakan satu-satunya perjanjian pembatasan senjata nuklir AS-Rusia. Foto/Sputnik
    A
    A
    A
    MOSKOW - Nasib perjanjian pembatasan senjata nuklir antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia, yang dikenal sebagai Perjanjian New START, sedang di ujung tanduk karena akan berakhir pada Februari 2026 mendatang. Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan Moskow akan memperpanjang perjanjian itu demi mencegah perang nuklir.

    Berbicara dalam pertemuan dengan anggota tetap Dewan Keamanan Rusia pada hari Senin, Putin mengatakan bahwa akibat langkah-langkah permusuhan dan destruktif yang diambil oleh Barat dalam beberapa tahun terakhir, fondasi hubungan dan kerja sama yang konstruktif antara negara-negara bersenjata nuklir telah dirusak secara signifikan.

    “Selangkah demi selangkah, sistem perjanjian Soviet-Amerika dan Rusia-Amerika tentang rudal nuklir dan pengendalian senjata pertahanan strategis hampir sepenuhnya dibongkar,” kata Putin.

    Baca Juga: Situasi Memanas! Rusia Berlatih Gunakan Senjata Nuklir, NATO Juga Unjuk Kekuatan

    Dia menekankan bahwa sistem perjanjian antara Rusia dan AS, yang memiliki dua persenjataan nuklir terbesar di dunia, telah lama berfungsi sebagai faktor penstabil dan berkontribusi pada stabilitas global serta keamanan internasional.

    Putin mencatat bahwa Perjanjian New START, yang ditandatangani pada tahun 2010 oleh Rusia dan AS, merupakan perjanjian bilateral terakhir yang membatasi senjata nuklir kedua pihak.

    "Membiarkannya berakhir dan mengabaikan warisannya akan menjadi langkah yang keliru dan picik, yang, menurut pandangan kami, juga akan berdampak negatif pada tujuan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir," kata Putin, yang dilansir Russia Today, Selasa (23/9/2025).

    Putin mengumumkan bahwa untuk menghindari provokasi perlombaan senjata strategis dan memastikan tingkat prediktabilitas dan pengendalian yang dapat diterima, Rusia siap untuk terus mematuhi batasan-batasan utama Perjanjian New START selama satu tahun setelah 5 Februari 2026.

    "Berdasarkan analisis kami terhadap situasi ini, kami selanjutnya akan membuat keputusan untuk mempertahankan pengendalian diri sukarela ini," imbuh dia.

    Pada saat yang sama, Putin menekankan, "Moskow akan menerapkan langkah ini hanya jika AS mengikuti langkah tersebut dan tidak mengambil langkah-langkah yang melemahkan atau mengganggu keseimbangan potensi pencegahan yang ada."

    Pemimpin Kremlin itu telah memerintahkan badan-badan terkait Rusia untuk terus memantau secara ketat aktivitas AS terkait persenjataan senjata ofensif strategis dan rencana apa pun untuk memperluas komponen strategis sistem pertahanan rudal AS.

    "Jika Washington dianggap mengambil tindakan yang melemahkan upaya Moskow untuk mempertahankan status quo persenjataan ofensif strategis, Rusia akan meresponsnya sebagaimana mestinya," kata Putin.

    Pemerintah AS belum berkomentar atas langkah Putin yang akan memperpanjang Perjanjian New START.

    Rusia menangguhkan Perjanjian New START pada Februari 2023 setelah AS melakukannya lebih dulu atas tuduhan Moskow melanggarnya. Sebaliknya, pihak Moskow menuduh Washington yang melanggar perjanjian penting tersebut.
    (mas)
    Komentar
    opsiarena lainnya
    Additional JS