Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Amerika Serikat Dunia Internasional Featured

    Mengenal UPI, Sistem Pembayaran Elektronik yang Mengancam Dominasi Dolar AS - SindoNews

    3 min read

      

    Mengenal UPI, Sistem Pembayaran Elektronik yang Mengancam Dominasi Dolar AS

    Jum'at, 26 September 2025 - 15:24 WIB

    Unified Payments Interface (UPI) tengah menjadi sorotan dunia sebagai sistem pembayaran digital revolusioner yang lahir dari India. FOTO/dok.SindoNews
    A
    A
    A
    JAKARTA - Unified Payments Interface (UPI) tengah menjadi sorotan dunia sebagai sistem pembayaran digital revolusioner yang lahir dari India. Teknologi ini disebut-sebut bukan hanya mengubah pola transaksi keuangan masyarakat, tetapi juga berpotensi mengguncang dominasi dolar Amerika Serikat (AS) dalam sistem pembayaran global.

    Melansir dari Investopedia, UPI dikembangkan oleh National Payments Corporation of India (NPCI) dan resmi diluncurkan pada April 2016. Sistem ini memungkinkan pengguna mentransfer uang antar rekening bank secara instan melalui ponsel pintar, hanya dengan satu identitas unik atau UPI ID. Tanpa perlu memasukkan detail rekening atau kartu, pengguna cukup memanfaatkan autentikasi PIN dan verifikasi dua langkah untuk menjamin keamanan transaksi.

    Regulasi UPI berada di bawah kendali Reserve Bank of India (RBI), bank sentral India. Dengan dukungan penuh otoritas moneter, UPI berkembang pesat dan kini menjadi sistem pembayaran instan terbesar di dunia. Pada 2025, tercatat miliaran transaksi diproses setiap bulan dengan nilai mencapai ratusan miliar dolar AS.

    Baca Juga: Kurangi Pengaruh Dolar AS, India Ajak Negara BRICS Adopsi Sistem Pembayaran UPI

    Keunggulan utama UPI adalah kemudahan dan fleksibilitas. Sistem ini tidak hanya mendukung transfer antarindividu, tetapi juga transaksi dengan pedagang (person-to-merchant), pembayaran melalui kode QR, serta pembayaran berulang untuk kebutuhan rutin seperti tagihan listrik, biaya sekolah, hingga layanan berlangganan.

    UPI memanfaatkan infrastruktur seperti Immediate Payment Service (IMPS) dan Aadhaar Enabled Payment System (AEPS) untuk memastikan kelancaran transaksi. Dengan sistem ini, masyarakat dapat melakukan pembayaran kapan pun tanpa bergantung pada kartu kredit, kartu debit, atau layanan perbankan internet yang rumit.

    Dalam mekanisme UPI, proses transfer uang disebut "push", sementara penerimaan dana dikenal dengan istilah "pull". Baik pengirim maupun penerima akan memperoleh notifikasi instan begitu transaksi selesai dilakukan, sehingga transparansi dan kepercayaan pengguna tetap terjaga.

    Pesatnya pertumbuhan UPI membuat sejumlah aplikasi populer seperti PhonePe, Google Pay, Axis Pay, hingga BHIM, mendukung integrasi penuh sistem ini. Bahkan, layanan UPI juga tersedia di luar negeri, termasuk di Amerika Serikat, untuk memudahkan remitansi ke India melalui aplikasi seperti Wise, Remitly, atau World Remit.

    Namun, yang membuat dunia keuangan internasional memberi perhatian lebih adalah potensi UPI dalam mereduksi ketergantungan pada dolar AS. Dengan kemampuannya mempercepat transaksi lintas negara secara langsung, UPI dinilai dapat menjadi alternatif pembayaran global yang lebih efisien.

    Dikutip dari The Economic Times, sejumlah negara anggota BRICS dan Asia telah menunjukkan minat mengintegrasikan UPI ke dalam jaringan pembayaran mereka. Jika adopsi lintas negara semakin luas, dominasi dolar AS sebagai mata uang perantara dalam transaksi internasional bisa semakin tergerus.

    Selain faktor efisiensi, biaya transaksi lintas batas melalui UPI juga lebih murah. Hal ini menarik bagi banyak negara berkembang yang selama ini terbebani biaya tinggi dalam menggunakan sistem pembayaran berbasis dolar.

    Baca Juga: Trump Perintahkan Hukuman Mati Diterapkan Kembali di Ibu Kota AS

    Dengan adopsi global yang kian meluas, UPI dinilai mampu mendorong terciptanya sistem pembayaran internasional yang lebih inklusif. Selain memudahkan masyarakat bertransaksi, sistem ini juga dapat memperkuat upaya de-dolarisasi yang sedang digencarkan oleh sejumlah negara, khususnya di kawasan BRICS.

    Secara keseluruhan, UPI bukan hanya sekadar inovasi teknologi finansial, melainkan juga instrumen strategis yang berpotensi mengubah peta kekuatan ekonomi global. Bila semakin banyak negara mengadopsi sistem ini, bukan mustahil dominasi dolar AS dalam perdagangan internasional akan menghadapi tantangan serius.

    (nng)
    Komentar
    Additional JS