Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Amerika Serikat Donald Trump Dunia Internasional Featured Golden Dome

    Trump Akan Tes Sistem Rudal Golden Dome Jelang Pilpres AS 2028 | SINDOnews

    5 min read

     Dunia Internasional, 

    Trump Akan Tes Sistem Rudal Golden Dome Jelang Pilpres AS 2028 | Halaman Lengkap

    logo-apps-sindo

    Makin mudah baca berita nasional dan internasional.

    Selasa, 05 Agustus 2025 - 10:16 WIB

    Trump Akan Tes Sistem...

    Pemerintah Presiden Donald Trump akan menguji coba perdana sistem pertahanan rudal Golden Dome menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat pada 2028. Foto/The Debrief

    WASHINGTON 

    - Pemerintah Presiden Donald Trump berencana melakukan uji coba pertama sistem pertahanan rudal

     Golden Dome 

    menjelang pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) tahun 2028. Rencana ini diungkap pejabat Departemen Pertahanan atau Pentagon.

    Pejabat tersebut mengatakan kepada CNN bahwa uji coba ini dijadwalkan pada kuartal keempat tahun 2028 dan akan dikenal sebagai FTI-X—singkatan dari Flight Test Integrated.

    "Mereka menginginkan kemenangan yang akan ditunjukkan pada bulan November [2028]," kata pejabat itu, merujuk pada pilpres Amerika, yang dilansir Selasa (5/8/2025). "Dan Departemen Pertahanan ingin menghindari apa pun yang mereka anggap akan memperlambat mereka."

    Baca Juga: AS Bikin Sistem Rudal Golden Dome, China Cemas, Rusia Santai

    Uji coba ini akan melibatkan beberapa komponen sistem Golden Dome, sensor, pencegat, dan teknologi komando, yang bekerja sama untuk menghadapi ancaman yang datang. Badan Pertahanan Rudal (MDA) memimpin upaya ini.

    Jadwal uji coba ini sesuai dengan komitmen publik Donald Trump pada bulan Mei untuk menyelesaikan sistem tersebut dalam waktu tiga tahun. "Setelah selesai dibangun, Golden Dome akan mampu mencegat rudal bahkan jika diluncurkan dari belahan dunia lain," katanya saat itu.

    Pejabat itu menambahkan bahwa jangka waktu tiga tahun tersebut sangat ambisius. AS telah menjajaki intersepsi rudal berbasis ruang angkasa selama beberapa dekade tanpa membangun sistem operasional.

    "Ini masih merupakan masalah yang sulit, dan secara teknis sangat berisiko," kata pejabat itu.

    "Jumlah satelit yang dibutuhkan untuk mencapai probabilitas keberhasilan serangan akan sangat tinggi, mengingat waktu dan wilayah yang dibutuhkan untuk mencakup seluruh daratan Amerika Serikat," paparnya.

    Jenderal Michael Guetlein, yang ditunjuk Trump pada bulan Mei untuk memimpin proyek Golden Dome, menyebut sistem pertahanan rudal berbasis ruang angkasa itu sebagai "tantangan teknis nyata" pada pertemuan puncak baru-baru ini.

    "Teknologinya sudah ada," katanya, tetapi masih ada pertanyaan mengenai biaya, skalabilitas, dan apakah basis industri tersebut dapat memenuhi permintaan.

    Sumber kedua mengatakan kepada CNN bahwa uji coba tahun 2028 mungkin baru tahap pertama.

    Pada bulan Mei, Trump mengatakan dana USD25 miliar telah dialokasikan untuk Golden Dome, meskipun total biayanya mungkin mencapai USD175 miliar.

    Northrop Grumman sedang menguji pencegat berbasis ruang angkasa, dan radar jarak jauh Lockheed Martin—yang baru-baru ini diuji di Alaska—dapat menjadi bagian dari rencana implementasi. Michael Guetlein membutuhkan waktu 60 hari untuk menentukan desain sistem dan 120 hari untuk rencana implementasi.

    Menteri Pertahanan Pete Hegseth mengurangi kantor tes Pentagon setelah mulai meninjau proyek Golden Dome.

    SpaceX, Anduril, dan Palantir termasuk di antara kandidat utama untuk dilibatkan dalam proyek ini.

    (mas)

    Iklan - Scroll untuk melanjutkan

    Iklan - Scroll untuk melanjutkan

    wa-channel

    Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari

    Follow

    Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,

     Klik Disini 

    untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!

    Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya

    Infografis

    4 Alasan Trump Bangun...

    4 Alasan Trump Bangun Golden Dome Senilai Rp2.869 Triliun

    Komentar
    Additional JS