Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Dunia Internasional Featured Hamas Israel Konflik Timur Tengah

    PM Israel Perintahkan Negosiasi untuk Bebaskan Seluruh Sandera dan Akhiri Perang Melawan Hamas - SINDOnews

    5 min read

     Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah, 

    PM Israel Perintahkan Negosiasi untuk Bebaskan Seluruh Sandera dan Akhiri Perang Melawan Hamas | Halaman Lengkap


    PM Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan negosiasi untuk membebaskan seluruh sandera yang ditawan di Gaza dan untuk mengakhiri perang melawan Hamas. Foto/Roey Avraham/GPO via Times of Israel

    TEL AVIV 

    - Perdana Menteri (PM)

     Israel 

    Benjamin Netanyahu mengatakan dia telah mengeluarkan instruksi untuk mengadakan negosiasi guna membebaskan seluruh sandera yang ditawan di Gaza dan untuk mengakhiri perang melawan Hamas. Namun, pada saat yang bersamaan, dia menyetujui rencana serangan militer yang bertujuan menaklukkan Kota Gaza.

    Pengumuman Netanyahu ini muncul beberapa hari setelah Hamas mengatakan telah menyetujui proposal gencatan senjata yang akan membebaskan separuh sandera dan memulai perundingan untuk mengakhiri perang dan membebaskan sisanya.

    Meskipun kerangka kerja serupa sebelumnya telah disetujui oleh rezim Zionis Israel, Netanyahu sejak itu mengatakan bahwa Israel hanya akan setuju untuk menghentikan pertempuran sebagai bagian dari kesepakatan komprehensif untuk semua 50 sandera yang tersisa. Tidak jelas apakah komentarnya pada hari Kamis menandai perubahan signifikan dalam jalannya perundingan.

    Baca Juga: Operasi Israel di Kota Gaza Awal Pembersihan Etnis, Palang Merah Internasional Murka

    Netanyahu menyampaikan pernyataan tersebut dalam pesan yang direkam sebelumnya di luar markas besar Divisi Gaza Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Di sana, dia bertemu dengan para pejabat pertahanan untuk menyetujui rencana pengambilalihan Kota Gaza oleh militer, meskipun ada peringatan bahwa serangan tersebut dapat mempersulit upaya mencapai kesepakatan.

    “Saya datang hari ini ke Divisi Gaza untuk menyetujui rencana yang disampaikan IDF kepada saya dan kepada Menteri Pertahanan untuk mengambil alih Kota Gaza dan mengalahkan Hamas,” ujar Netanyahu dalam pesan tersebut.

    “Pada saat yang sama, saya menginstruksikan untuk segera memulai negosiasi guna membebaskan semua sandera kami dan mengakhiri perang dengan syarat-syarat yang dapat diterima oleh Israel," ujarnya, seperti dikutip Times of Israel, Jumat (22/8/2025).

    Seorang juru bicara Kantor PM Israel mengatakan kepada

     The Times of Israel 

    tak lama setelah itu bahwa tidak ada rencana “pada tahap ini” untuk mengirim delegasi Israel untuk berunding.

    Seorang pejabat senior Israel kemudian mengklarifikasi secara anonim bahwa setelah lokasi negosiasi ditentukan, PM Netanyahu akan memerintahkan pengiriman delegasi Israel.

    Tidak jelas apakah pernyataan Netanyahu dikoordinasikan dengan salah satu mediator Arab yang saat ini sedang menunggu respons Israel atas proposal pembebasan sandera bertahap yang diterima Hamas pada hari Senin.

    Kesepakatan itu, sejalan dengan proposal yang diajukan oleh Utusan Khusus AS Steve Witkoff, akan menekan Hamas untuk membebaskan 10 sandera yang masih hidup dan jenazah 18 sandera yang terbunuh, dengan imbalan gencatan senjata selama 60 hari dan pembebasan ratusan tahanan Palestina oleh Israel.

    Selama gencatan senjata, perundingan akan dimulai untuk mengakhiri perang secara permanen dan pembebasan 22 sandera yang tersisa, setidaknya 10 di antaranya diyakini masih hidup.

    Israel belum menanggapi tawaran tersebut, meskipun pemerintah Zionis telah menerima kerangka kerja yang hampir identik di awal musim panas. Di saat yang sama, Netanyahu tidak serta merta menolak proposal tersebut—menandakan bahwa dia tetap membuka opsi.

    Hamas telah lama menawarkan pembebasan semua sandera dengan imbalan diakhirinya perang dan penarikan pasukan Israel dari Gaza, tetapi Netanyahu berpendapat bahwa pertukaran ini akan memberi Hamas yang berkuasa kemampuan untuk bangkit kembali dan sekali lagi menjadi ancaman bagi Israel.

    Para kritikus mengatakan Hamas telah dikalahkan secara militer dan Israel harus melakukan segalanya untuk menyelamatkan para sandera yang masih hidup sebelum terlambat, sambil menghadapi ancaman Hamas lebih lanjut di masa mendatang.

    Beralih dari dukungan untuk kesepakatan parsial, Netanyahu bersikeras dalam beberapa pekan terakhir bahwa Israel hanya akan menerima kesepakatan pembebasan seluruh 50 sandera. Awal bulan ini, kabinetnya menyetujui serangkaian persyaratan untuk mengakhiri perang yang secara efektif berarti Hamas menyerah sepenuhnya.

    Persyaratannya adalah pembebasan semua sandera yang tersisa sekaligus, pelucutan senjata Hamas, demiliterisasi Jalur Gaza, kendali keamanan Israel secara keseluruhan atas Jalur Gaza, dan pengalihan pemerintahan kepada badan selain Hamas atau Otoritas Palestina.

    Hamas telah menolak seruan untuk menyerahkan senjatanya, dan IDF memperkirakan bahwa pembongkaran penuh infrastruktur Hamas di Gaza akan memakan waktu bertahun-tahun, yang menyebabkan para kritikus menuduh Netanyahu berusaha memperpanjang perang agar tetap berkuasa.

    “Sekarang [Netanyahu] menginginkan kesepakatan penuh, dan karena mustahil untuk membawa mereka semua kembali—Netanyahu tidak mendapatkan apa pun,” ujar Yotam Cohen, yang saudara laki-lakinya, Nimrod Cohen, disandera, dalam sebuah demonstrasi di luar markas militer di Tel Aviv, Kamis malam, menurut Forum Keluarga Sandera dan Hilang.

    Netanyahu menegaskan dalam pesannya pada hari Kamis, "Israel berada pada tahap kemenangan yang menentukan.”

    “Dua hal ini—kekalahan Hamas dan pembebasan semua sandera kami—berjalan beriringan,” katanya.

    Dia telah mengeklaim selama sekitar 18 bulan bahwa “kemenangan total” tersebut sudah dekat.

    Sebelumnya pada hari Kamis, keluarga para sandera yang ditawan di Gaza memohon kepada pemerintah Netanyahu untuk mundur dari rencana perangnya dan sebagai gantinya mengejar kesepakatan untuk membebaskan para sandera dan mengakhiri perang, mengungkapkan kekhawatiran bahwa mengabaikan kesepakatan yang ada di atas meja akan menghukum mereka yang masih ditawan hingga mati atau hilang selamanya.

    “Seseorang yang telah memilih selama tiga hari ini untuk tidak menanggapi [penerimaan Hamas atas] perjanjian yang telah disetujui pemerintah, untuk tidak mengadakan pertemuan kabinet keamanan atau kabinet [umum], pada dasarnya telah memilih untuk mengorbankan para sandera,” kata Bar Goddard, putri Manny Goddard, yang terbunuh pada 7 Oktober dan jenazahnya ditahan di Gaza.

    Dalam sebuah wawancara yang disiarkan di televisi Australia Kamis pagi, Netanyahu mengatakan rencana Israel untuk mengambil alih Kota Gaza akan tetap berjalan terlepas dari apakah ada gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera.

    “Kami akan tetap melakukannya. Bahwa tidak pernah ada keraguan bahwa kami tidak akan meninggalkan Hamas di sana,” katanya.

    "Perang bisa berakhir hari ini jika kelompok teror itu meletakkan senjata dan membebaskan 50 sandera yang tersisa, setidaknya 20 di antaranya masih hidup," ujarnya.

    (mas)

    Komentar
    Additional JS