Jelang Operasi Israel, Warga Kota Gaza Pilih Bertahan meski Kehilangan Nyawa - Inews
Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah,
Jelang Operasi Israel, Warga Kota Gaza Pilih Bertahan meski Kehilangan Nyawa - Bagian All
GAZA, iNews.id - Warga Palestina di Kota Gaza menolak dipindahkan paksa ke Gaza Selatan meskipun Israel memulai serangan untuk menduduki wilayah tersebut.
Sebagian besar warga Kota Gaza telah berpindah-pindah selama 2 tahun terakhir atau sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023. Berdasarkan pengalaman evakuasi sebelumnya, saat militer Zionis menggelar operasi darat ke Kota Gaza. Tak ada jaminan mereka aman di lokasi pengungsian yang baru, sekalipun tempat itu dinyatakan sebagai zona aman.
"Mereka telah kehilangan segalanya, kehilangan rumah, kehilangan semua yang dimiliki, kehilangan anggota keluarga," demikian laporan Al Jazeera, dikutip Rabu (20/8/2025).
Tidak ada tempat aman di Jalur Gaza, ke mana pun warga mengungsi tak ada jaminan nyawa mereka selamat.
Sesuai peta yang dikeluakan Israel, lebih dari 80 persen wilayah Gaza dianggap sebagai zona merah yang tidak bisa dihuni atau didekati oleh warga.
Selain itu Gaza bagian barat sudah penuh sesak dan padat penduduk, dengan tenda-tenda darurat. Jadi, warga Kota Gaza tidak punya banyak pilihan, tetap tinggal, ditangkap, atau dibunuh.
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Eyal Zamir mengatakan ada rencana untuk mengevakuasi penduduk Kota Gaza dalam waktu beberapa pekan sebelum operasi militer digelar.
Stasiun televisi Isael Channel 12 melaporkan, saat diskusi tertutup dengan para pejabat militer, Zamir mengatakan proses evakuasi penduduk Kota Gaza diperkirakan akan memakan waktu kurang dari 2 bulan.
"Kami sedang mempersiapkan diri menghadapi kerumitan dalam relokasi penduduk, jadi kami sedang mempersiapkan seperangkat alat untuk mendorong mereka meninggalkan kota menuju zona kemanusiaan," katanya.
Setelah tahap tersebut selesai dilanjutkan dengan pengepungan, memasuki, dan menduduki Kota Gaza.