Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Dunia Internasional Featured Gaza Israel Konflik Timur Tengah

    Demi Caplok Gaza, Israel Rela Korbankan Nyawa Sandera Warganya - inews

    2 min read

     Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah, 

    Demi Caplok Gaza, Israel Rela Korbankan Nyawa Sandera Warganya - Bagian All



    TEL AVIV, iNews.id - Israel semakin menunjukkan tekadnya untuk mencaplok Kota Gaza meski harus mengorbankan nyawa sandera yang masih ditahan kelompok bersenjata Palestina. Rencana pendudukan Gaza resmi disetujui Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Minggu (17/8/2025), padahal sebelumnya sang komandan, Letnan Eyal Zamir, menentangnya. 

    “Israel siap mengambil risiko meskipun sandera terancam jiwa,” demikian laporan stasiun televisi pemerintah Israel, KAN, Minggu (17/8/2025).

    Langkah ini memicu kontroversi di dalam negeri. Ratusan ribu warga menggelar demonstrasi besar-besaran di berbagai wilayah Israel pada Minggu, mendesak pemerintah untuk membatalkan operasi militer ke Kota Gaza.

    Mereka menuntut pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menyepakati gencatan senjata dengan Hamas demi kebebasan para sandera. Menurut perhitungan Israel saat ini ada 20 sandera Israel yang masih hidup dari total 50 yang tersisa.

    Publik Israel mempertanyakan komitmen pemerintah Netanyahu yang selama ini menjanjikan pembebasan sandera sebagai prioritas. Namun keputusan kabinet keamanan menunjukkan arah sebaliknya, operasi militer tetap berjalan dengan mendahulukan target pendudukan Kota Gaza.

    Kepala Staf IDF Letnan Jenderal Eyal Zamir secara resmi menyetujui operasi pendudukan Gaza dalam pertemuan militer.  Pertemuan tersebut juga dihadiri Nitzan Alon, pejabat militer IDF yang bertanggung jawab terhadap urusan sandera Israel. Kehadiran Alon menegaskan bahwa militer sadar risiko besar terhadap keselamatan para sandera, namun tetap memilih melanjutkan invasi.

    Rencana pendudukan Kota Gaza mencakup evakuasi paksa hampir 1 juta warga sipil ke wilayah selatan selama 2 pekan. Setelahnya, pasukan Israel akan menggempur Kota Gaza dengan serangan udara, artileri, kemudian masuk secara bertahap ke jantung kota.

    Meski Israel mengklaim warga sipil akan dipindahkan ke “zona aman” di Gaza Selatan, pengalaman sebelumnya membuktikan tenda pengungsian pun tak luput dari serangan. Banyak perempuan dan anak-anak menjadi korban dengan dalih operasi terhadap pejuang Hamas.

    PBB memperingatkan bahwa langkah Israel itu berpotensi memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza. “Tidak ada tempat yang benar-benar aman di sana, termasuk Gaza Selatan,” ujar juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).

    Komentar
    Additional JS