Beli 8 Jet F-35B tapi Singapura Malah Tutup Pangkalan Udara, Ternyata Sejengkal Tanah Adalah Emas - ZONAJAKARTA.com

 

- Beli 8 Jet F-35B tapi Singapura Malah Tutup Pangkalan Udara, Ternyata Sejengkal Tanah Adalah Emas


ZONAJAKARTA.COM - Singapura terus berusaha memperkuat pertahanan udaranya dengan membeli delapan F-35B, tapi justru akan menutup satu dari tiga pangkalan udaranya.

Itulah dilema yang dialami Singapura.

Bagi negara kecil itu, sejengkal tanah adalah emas.

Singapura sudah menjadi pusat ekonomi dunia dan setiap jengkal tanah akan sangat berharga untuk kegiatan ekonomi.

Sementara, tak bisa dipungkiri kebutuhan untuk pertahanan juga penting dan tak bisa ditawar.

Maka, Singapura memilih membeli jet tempur F-35B yang bisa landing dan take-off secara vertikal.

BACA JUGA: Sebelum Meninggal, Ini Wasiat Sven-Goran Eriksson untuk Timnas Indonesia Tentang Masa Keemasan Tim Garuda

ingapura akan menjadi satu dari negara pertama yang mengoperasikan F-35B Short Take-Off Vertical Landing (STOVL) berbasis tanah.

Menurut defencesecurityasia.com, 27 Agustus 2024, Singapura sudah mengumumkan rencana pembelian delapan F-35 B dari Lockheed Martin pada Oktober 2023.

Sehingga, secara total Singapura akan memiliki 12 F-35B.

"Kementerian Pertahanan dan Angkatan Bersenjata Singapura sudah memutuskan bahwa F-35 adalah pilihan terbaik untuk menjawab kebutuhan pertahanan Singapura baik sekarang maupun di masa datang," demikian pernyataan Menteri Pertahanan Singapura, Dr Ng Eng Hen.

Menurut pernyataan pemerintah Amerika Serikat (AS), sebelumnya Singapura sudah membeli empat jet tempur F-35B pada 2919 seharga 2,75 miliar dolar AS (sekitar Rp 42,6 triliun).

BACA JUGA: Misteri Kazakhstan di Tengah Pertarungan Rusia-Ukraina-AS, Ada Operasi Jeruk Makan Jeruk?

Empat unit F-35B itu akan dikirim ke Singapura pada 2026, sedangkan delapan unit pembelian baru akan dikisimkan sekitar tahun 2030.

Keputusan Singapura untuk memilih F-35B STOVL karena ada keuntungan strategis bagi ANgkatan Udara Singapura.

Sebab, Singapura merupakan negara kecil sementara kemampuan ekonominya sangat besar.

Sehingga, Singapura membutuhkan pertahanan tingkat tinggi, tapi harus berpikir bagaimana mengatasi lahan yang sangat terbatas.

F-35B STOVL yang dibeli Singapura adalah varian yang mendarat dan lepas landas dari tanah, bukan dari kapal induk.

Meski begitu, pesawat ini juga bisa melakukan landing atau take-off dari kapal induk.

BACA JUGA: Kapal Rampasan Indonesia Senilai Rp 4,6 Triliun Berada di Posisi Berbahaya, Harus Segera Diamankan

Dr Ng Eng Hen menegaskan, kemampuan F-35B untuk beroperasi dari infra struktur pangkalan udara berisiko tinggi menjadi elemen yang dipertimbangkan Singapura.

Sebab, tantangan terbesar Singapura semakin berkurangnya lahan.

Sehingga, jet tempur F-25B sangat cocok bagi Singapura, karena tak butuh landasan yang panjang alias irit lahan.

Apalagi, bagi Singapura, setiap jengkal tanah bisa menjadi tempat kegiatan ekonomi yang menguntungikan buat negara.

Secara total, luas Singapura hanya 280 mil persegi, sehingga landasan udarakonvensional yang luas dan panjang merupakan pemborosan.

Maka, varian F-35B STOVL adalah solusi terbaik untuk menjawab tantangan Singapura yang minim lahan.

BACA JUGA: Israel dan Hizbullah Adu Roket, Amerika Perintahkan 2 Kapal Induknya Siaga

Di satu sisi kebutuhan pertahanan udara terpenuhi, tapi tanpa boros lahan.

Sebab, pesawat ini bisa landing atau take-off dari ruang sempit secara vertikal.

Jet tempur F-35B STOVL yang dibeli Singapura hanya butuh ruang 550 kaki atau 167,64 meter persegi untuk landing atau take-off.

Maka, pesawat-pesawat yang tak butuh landasan luas menjadi pilihan Singapura dalam rencana jangka panjangnya.

Bahkan, Singapura akan menutup satu dari tiga pangkalan udaranya untuk kegiatan ekonomi.

Atas alasan perkembangan ekonomi pula, Singapura akan menutup Pangkalan Udara Paya Lebar pada 2030.

tempat itu nanti akan berubah menjadi pusat kegiatan ekonomi.

Sedangkan aset angkatan udara akan dikonsentrasikan di Pangkalan udara Tengah dan Changi.

Singapura saat ini sudah memiliki 60 F-16 dan 40 F-15SGs yang sangat membutuhkan landasan udara yang panjang dan luas untuk landing atau take-off.

Untuk bisa mengakomodasi kebutuhan pesawat dan kegiatannya, termasuk latihan, Singapura akan mengandalkan Pangkalan Militer Amerika Serikat di Guam.

Selain irit lahan, dengan lebih banyak menaruh pesawat di Guam, lawan tak akan mudah menghancurkan kekuatan angkatan udara Singapura.

Toh, dengan teknologi terkini, pesawat-pesawat tempur Singapura yang dititipkan di Guam atau tempat lain akan bisa segera bergerak melindungi negara.

Dengan lebih memprioritaskan F-35B STOVL, pesawat tempur Singapura bisa beroperasi dari mana saja, meski Pangkalan Udara Cangi dan Tengah sedang penuh.

Strategi itu juga akan membingungkan lawan, karena markas F-35B bisa di mana saja dan bisa fleksibel. ***

Baca Juga

Komentar

Informasi Dunia Internasional Terbaru - Google Berita