Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Dunia Internasional Featured Konflik Rusia Ukraina Rusia Spesial Ukraina Zelenskyy

    Zelenskyy Desak Dunia Bertindak, Minta Masyarakat Dunia Paksa Rusia Hentikan Perang - Tribunnews

    8 min read

      

    Zelenskyy Desak Dunia Bertindak, Minta Masyarakat Dunia Paksa Rusia Hentikan Perang - Tribunnews.com

    Editor: Febri Prasetyo

    Facebook Zelenskyy
    ZELENSKYY - Foto diunduh dari Facebook Zelensky, Sabtu (27/9/2025), memperlihatkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam unggahan pada Jumat, 26 September 2025. Zelenskyy mendesak dunia meningkatkan tekanan terhadap Rusia, menegaskan perang tidak akan berakhir tanpa sanksi lebih keras. 
    Ringkasan Berita:
    • Zelenskyy mendesak dunia meningkatkan tekanan terhadap Rusia, menegaskan perang tidak akan berakhir tanpa sanksi lebih keras, isolasi politik, dan dukungan nyata bagi Ukraina.
    • Pembicaraan damai Rusia–Ukraina di Miami berakhir tanpa terobosan, meski disebut produktif, menunjukkan konflik masih stagnan dan belum ada titik temu nyata.
    • Ukraina mendapat dukungan finansial besar dari Uni Eropa senilai €90 miliar, yang dinilai krusial untuk stabilitas ekonomi, pertahanan.

    TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy kembali mendesak masyarakat dunia untuk mengambil langkah nyata guna memaksa Rusia menghentikan perang yang telah berlangsung sejak tahun 2022 silam.

    Pernyataan itu disampaikan Zelenskyy dalam pesan video yang diunggah di media sosial pada Minggu (21/12/2025) menyusul serangkaian serangan Rusia yang terus berlanjut di berbagai wilayah Ukraina.

    Menurut Zelensky, perang Rusia di Ukraina tidak akan benar-benar berakhir tanpa peningkatan tekanan internasional terhadap Moskow.

    Terlebih belakangan ini Rusia makin agresif melancarkan serangan di berbagai wilayah Ukraina, termasuk serangan udara yang menargetkan kawasan pelabuhan dan infrastruktur maritim.

    Zelensky menuding upaya Rusia mengganggu jalur logistik laut Ukraina merupakan bagian dari strategi untuk melemahkan perekonomian dan ketahanan negara tersebut.

    Menurutnya, tindakan ini menjadi bukti bahwa Rusia tidak memiliki niat tulus untuk mengakhiri perang meski berbagai pembicaraan diplomatik terus digelar.

    Tanpa sanksi yang lebih kuat, isolasi politik yang konsisten, serta dukungan nyata bagi Ukraina, Zelenskyy menilai Moskow akan terus melanjutkan serangan dan memperpanjang konflik.

    Rekomendasi Untuk Anda
    Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1.398: Sumy Memanas, Ukraina Bantah Rusia Kuasai Desa Perbatasan

    Karena itu, ia menyerukan agar negara-negara mitra meningkatkan tekanan politik, ekonomi, dan diplomatik terhadap Rusia.

    "Dunia tidak boleh tinggal diam mengenai hal ini," tegas Zelenskyy, sebagaimana dikutip dari Anews.

    "Semua orang harus melihat bahwa tanpa tekanan pada Rusia, mereka tidak berniat untuk benar-benar mengakhiri agresi mereka. Tekanan harus ditingkatkan," imbuhnya

    Selain dukungan komunitas Internasional, Zelenskyy menyatakan akan terus berkoordinasi dengan para mitra strategis guna memastikan Ukraina tidak menghadapi agresi Rusia sendirian.

    Negosiasi Perang Berakhir Buntu

    Adapun desakan diungkap Zelenskyy setelah pembicaraan damai tentang perang Ukraina dan Rusia yang berlangsung di Miami, Florida, Amerika Serikat, pada Minggu dilaporkan buntut.

    Pertemuan yang difasilitasi oleh AS itu berakhir tanpa tanda-tanda adanya terobosan signifikan untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung hampir tiga tahun.

    Meski tidak menghasilkan kesepakatan konkret, para pejabat Amerika Serikat dan Ukraina menyebut proses negosiasi tersebut berlangsung dalam suasana yang produktif dan konstruktif.

    Pembicaraan Rusia-Ukraina di Miami merupakan kelanjutan dari proses diplomatik yang dimulai setelah Amerika Serikat mengajukan proposal perdamaian berisi 28 poin pada bulan lalu.

    Proposal tersebut sempat menuai kritik karena dinilai lebih mengakomodasi kepentingan Rusia, terutama terkait isu wilayah dan pengaturan keamanan pascaperang.

    Seiring berjalannya konsultasi, proposal AS itu dilaporkan telah mengalami sejumlah revisi setelah menerima masukan dari pemerintah Ukraina dan negara-negara Eropa.

    Namun, hingga kini rincian isi revisi tersebut belum dipublikasikan kepada publik sehingga memicu spekulasi mengenai sejauh mana perubahan itu dapat menjembatani perbedaan mendasar antara Kiev dan Moskow.

    Jika dilihat secara objektif dari perkembangan terbaru, situasinya masih cenderung stagnan dan rapuh karena konflik Rusia–Ukraina saat ini belum memperlihatkan tanda-tanda kuat akan segera berakhir.

    Zelenskyy Sambut Bantuan Besar Uni Eropa

    Di tengah situasi perang yang belum mereda, Zelenskyy menyambut baik keputusan Uni Eropa yang menyepakati paket pinjaman besar untuk mendukung Ukraina selama dua tahun ke depan.

    Paket bantuan yang disepakati oleh para pemimpin Uni Eropa untuk Ukraina terdiri dari pinjaman besar senilai sekitar 90 miliar euro setara lebih dari 105 miliar dolar AS yang akan

    Zelenskyy mengungkap bahwa pinjaman ini dirancang untuk membantu Ukraina memenuhi kebutuhan anggaran, kemampuan militer, serta stabilitas ekonomi di tengah tekanan perang yang masih berlangsung.

    Selain soal bantuan keuangan, Zelenskyy kembali menegaskan prinsip pertanggungjawaban Rusia atas kerusakan besar dan penderitaan kemanusiaan yang ditimbulkan oleh perang.

    Ia menilai konflik tersebut tidak boleh berakhir tanpa keadilan, dan menekankan bahwa pihak yang memulai agresi harus menanggung konsekuensinya.

    Dalam konteks itu, Zelenskyy mendorong penggunaan aset Rusia yang dibekukan di luar negeri sebagai sumber pendanaan bagi pemulihan Ukraina, langkah tersebut bukan sekadar solusi finansial, tetapi juga bentuk keadilan internasional yang nyata, di mana negara agresor diminta membayar kerusakan yang ditimbulkannya.

    Pernyataan Zelenskyy ini mencerminkan upaya Ukraina untuk mengaitkan dukungan ekonomi dengan prinsip hukum dan keadilan global.

    Sekaligus memastikan bahwa bantuan internasional tidak hanya menopang Ukraina dalam jangka pendek, tetapi juga menjadi bagian dari proses pertanggungjawaban Rusia di masa depan.

    (Tribunnews.com / Namira)

    Muhammad-Ali-Ahmad-al-Haddad-d.jpg
    Komentar
    Additional JS