Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Amerika Serikat Dunia Internasional Konflik Timur Tengah Palestina

    PM Malaysia Tak Setuju Sebagian Besar Rencana AS, tapi Prioritasnya Nyawa Warga Palestina - SindoNews

    2 min read

     

    PM Malaysia Tak Setuju Sebagian Besar Rencana AS, tapi Prioritasnya Nyawa Warga Palestina

    views:

    Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim. Foto/anadolu
    KUALA LUMPUR - Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan pemerintahnya masih memiliki keraguan besar terhadap rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk Gaza. Keraguan itu muncul meskipun beberapa negara menyuarakan dukungan mereka menyusul pernyataan Hamas pada hari Jumat yang mengisyaratkan persetujuan Hamas terhadap elemen-elemen inti proposal tersebut.

    "Rencana perdamaian yang diajukan Amerika Serikat tidaklah sempurna, dan kami bahkan tidak setuju dengan sebagian besarnya. Namun, prioritas kami saat ini adalah menyelamatkan nyawa rakyat Palestina," ujarnya pada hari Sabtu (4/10/2025).

    "Dukungan negara-negara Arab dan Islam bukanlah tanda persetujuan terhadap semua yang diuraikan dalam rencana tersebut, tetapi sebuah langkah kolektif untuk menghentikan pertumpahan darah, menolak pengusiran, dan memberi rakyat Gaza kesempatan untuk kembali ke tanah air mereka," papar Anwar.

    Sementara itu, Perdana Menteri India Narendra Modi memuji "kepemimpinan" Donald Trump atas upaya perdamaiannya di Gaza yang telah mencapai "kemajuan yang menentukan".

    Dalam unggahan di media sosial, Modi menandai akun-akun X milik Presiden AS, dengan mengatakan, "Indikasi pembebasan sandera menandai langkah maju yang signifikan. India akan terus mendukung penuh semua upaya menuju perdamaian yang langgeng dan adil."

    Para pengamat berharap pemerintahan Trump akan memberikan tekanan kuat kepada militer Israel untuk menghentikan operasinya di Gaza secepat mungkin, artinya sekarang juga.

    Trump telah mencatat, sebagaimana Hamas, dalam kedua pernyataan mereka, bahwa satu-satunya cara untuk membebaskan para tawanan – baik yang masih hidup maupun yang telah gugur selama perang – adalah dengan menghentikan pertempuran.

    Mereka juga harus merumuskan, dan ini adalah sesuatu yang belum pernah dibahas sebelumnya, apa syarat bagi anggota Hamas untuk meletakkan senjata mereka demi mewujudkan gencatan senjata ini.

    Kedua belah pihak harus meletakkan senjata mereka dan menghentikan pertempuran.

    Salah satu poin lain yang dicatat dalam rencana 20 poin tersebut adalah penyaluran bantuan kemanusiaan tidak akan dimulai sampai pertempuran berhenti.

    Seberapa cepat dan seberapa besar tekanan yang dapat diberikan pemerintahan Trump?

    Itu jelas menjadi kunci keberhasilan perjanjian gencatan senjata ini.

    Baca juga: Hamas Siap Serahkan Semua Sandera Israel dan Pemerintahan Jalur Gaza
    (sya)
    Komentar
    Additional JS