TV Israel: Mossad Kerahkan 100 Agen ke Iran untuk Lumpuhkan Peluncur Rudal - SindoNews
3 min read
Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah,
TV Israel: Mossad Kerahkan 100 Agen ke Iran untuk Lumpuhkan Peluncur Rudal
Selasa, 23 September 2025 - 10:13 WIB
Dokumenter televisi Israel ungkap Mossad kerahkan 100 agen ke Iran untuk lumpuhkan peluncur rudal Teheran pada awal perang 12 hari Iran-Israel Juni lalu. Foto/Anadolu
A
A
A
TEL AVIV - Rezim Zionis Israel telah mengerahkan sekitar 100 agen Mossad ke Iran untuk melumpuhkan peluncur rudal dan baterai sistem pertahanan udara pada awal perang 12 hari di bulan Juni lalu. Operasi ini diungkap televisi Israel, Channel 13, dalam sebuah dokumenter.
Agen-agen Mossad (badan intelijen Israel) tersebut menjalankan misi memasang dan mengoperasikan sistem rudal berat selundupan untuk menonaktifkan peluncur rudal dan baterai pertahanan udara Teheran.
“Saya katakan kepadanya: 'Kita harus melakukannya.' Dan dia berkata, 'Anda benar, ini harus dilakukan,'” kenang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat memberi tahu Presiden Amerika Serikat Donald Trump tentang operasi yang direncanakan Mossad, menurut dokumenter tersebut.
Baca Juga: Iran Gantung Ilmuwan Nuklirnya karena Jadi Mata-mata Mossad
Dokumenter terbaru itu menggambarkan apa yang disebutnya sebagai misi yang belum pernah terjadi sebelumnya—baik dari segi skala maupun tuntutan teknis.
Negosiasi mengenai program nuklir Iran dimulai di bawah pemerintahan Trump dengan ultimatum 60 hari. Pada hari ke-61, 13 Juni, Israel meluncurkan invasi kejutan selama 12 hari, bertepatan dengan malam menjelang putaran keenam perundingan dengan Washington.
Agen-agen Mossad (badan intelijen Israel) tersebut menjalankan misi memasang dan mengoperasikan sistem rudal berat selundupan untuk menonaktifkan peluncur rudal dan baterai pertahanan udara Teheran.
“Saya katakan kepadanya: 'Kita harus melakukannya.' Dan dia berkata, 'Anda benar, ini harus dilakukan,'” kenang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat memberi tahu Presiden Amerika Serikat Donald Trump tentang operasi yang direncanakan Mossad, menurut dokumenter tersebut.
Baca Juga: Iran Gantung Ilmuwan Nuklirnya karena Jadi Mata-mata Mossad
Dokumenter terbaru itu menggambarkan apa yang disebutnya sebagai misi yang belum pernah terjadi sebelumnya—baik dari segi skala maupun tuntutan teknis.
Negosiasi mengenai program nuklir Iran dimulai di bawah pemerintahan Trump dengan ultimatum 60 hari. Pada hari ke-61, 13 Juni, Israel meluncurkan invasi kejutan selama 12 hari, bertepatan dengan malam menjelang putaran keenam perundingan dengan Washington.
Pada hari kesembilan pertempuran udara, AS melancarkan serangan terhadap tiga situs nuklir Iran, dengan Trump kemudian membanggakan bahwa mereka telah "menghancurkan" program nuklir tersebut.
Operasi Mossad melibatkan sekitar 100 operator asing, yang menimbulkan tantangan logistik dan komando yang besar, imbuh laporan Channel 13, yang dikutip Iran International, Selasa (23/9/2025).
Wawancara televisi itu dengan para menteri senior Israel menunjukkan tujuan yang lebih luas daripada sekadar melumpuhkan peralatan tempur Iran, yakni merusak fasilitas bawah tanah, melemahkan struktur komando, dan membentuk berbagai peristiwa untuk memengaruhi kebijakan AS.
Menurut laporan tersebut, para pemimpin Israel bahkan membahas penargetan pemimpin tertinggi Iran jika ada kesempatan.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, dalam dokumenter itu mengatakan, "Jika ada kesempatan, kami akan [menargetkannya]."
Netanyahu dilaporkan mengatakan kepada para pejabat pertahanan: "Kami akan menghancurkan proyek nuklir Iran sebaik mungkin. Kami tidak menunggu lampu hijau dari AS, dan tidak masalah jika mereka menolak."
Kerahasiaan adalah hal terpenting, imbuh dokumenter tersebut. Menteri Luar Negeri Gideon Sa'ar menceritakan bahwa dia membahas pernikahan putri seorang teman yang akan datang meskipun dia tahu pernikahan itu tidak akan terlaksana karena ancaman serangan Iran. Bahkan keluarga pejabat tinggi sebagian besar tidak diberi informasi.
Brigadir Jenderal Gilad Keinan, kepala operasi Angkatan Udara Israel, mengatakan keyakinan tinggi dalam mengevakuasi awak yang jatuh, tetapi mengevakuasi mereka dari Iran kurang pasti. Dia menambahkan bahwa banyak jet tempur Iran tetap di-grounded-kan karena takut ditembak jatuh oleh pertahanan mereka sendiri.
Transkrip kabinet Israel mengungkapkan kekhawatiran terkait optik. Menteri Urusan Strategis Ron Dermer menyarankan gambar-gambar kehancuran akan membantu meyakinkan Trump.
Netanyahu setuju, mendesak serangan terhadap tangki bahan bakar dan fasilitas Basij, dan berjanji untuk memberikan "ucapan selamat ulang tahun" kepada presiden AS dalam bentuk pukulan telak, menurut dokumenter tersebut.
Channel 13 melaporkan bahwa situs nuklir dan rudal Iran rusak dan sebagian material nuklir hancur dalam operasi tersebut.
Serangan udara Israel telah menewaskan para ilmuwan nuklir beserta ratusan personel militer dan warga sipil.
Teheran membalas dengan lebih dari 500 rudal balistik dan 1.100 pesawat tanpa awak, menimbulkan kerusakan yang meluas, menewaskan 31 warga sipil Israel dan satu tentara Israel.
(mas)