Trump: Kesepakatan Akhiri Perang Gaza Hampir Tercapai - SINDOnews
2 min read
Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah
Trump: Kesepakatan Akhiri Perang Gaza Hampir Tercapai
Sabtu, 27 September 2025 - 06:26 WIB
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan pada hari Jumat (26/9/2025) bahwa kesepakatan untuk mengakhiri perang di Gaza sudah dekat, tetapi tanpa memberikan detail apa pun. Komentarnya muncul hanya beberapa jam setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada Majelis Umum PBB bahwa ia akan "menyelesaikan tugas" untuk melenyapkan Hamas di wilayah kantong tersebut.
"Saya pikir kita mungkin sudah mencapai kesepakatan tentang Gaza, dan sangat dekat dengan kesepakatan tentang Gaza, sepertinya kita sudah mencapai kesepakatan," ujar Trump kepada para wartawan di Gedung Putih pada hari Jumat.
Trump dan Netanyahu berencana bertemu di Washington pada hari Senin.
"Saya pikir ini adalah kesepakatan yang akan mengembalikan para sandera. Ini akan menjadi kesepakatan yang akan mengakhiri perang," tambah Trump.
Awal pekan ini, Trump dan para pejabat senior AS mempresentasikan rencana perdamaian 21 poin kepada para pemimpin Arab dan Islam, kata utusan presiden untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, di Sidang Umum PBB.
Rencana tersebut menyerukan gencatan senjata permanen, pembebasan semua sandera, pemerintahan baru untuk Gaza tanpa Hamas, dan penarikan pasukan Israel secara bertahap, menurut sumber-sumber media.
"Saya pikir rencana ini menjawab kekhawatiran Israel dan, juga, kekhawatiran semua negara tetangga di kawasan ini," ujar Witkoff.
Dia menjelaskan, "Dan kami berharap, dan bisa saya katakan, bahkan yakin, bahwa dalam beberapa hari mendatang, kami akan dapat mengumumkan semacam terobosan."
Posisi Trump tentang masa depan Gaza belum konsisten. Pada bulan Maret, Trump mengatakan "tidak ada yang akan mengusir warga Palestina" dari daerah kantong tersebut, tetapi kemudian pada bulan Mei, ia menegaskan kembali keinginannya agar AS mengambil alih wilayah tersebut dan "menjadikannya zona kebebasan," mendesak penduduk untuk pergi.
Namun, menjelang pidato Netanyahu di PBB pada hari Jumat, Trump mengatakan ia tidak akan mengizinkan aneksasi Tepi Barat yang diduduki, menolak seruan dari beberapa politisi sayap kanan di Israel yang ingin memperluas kedaulatan atas wilayah tersebut.
"Itu tidak akan terjadi," kata Trump kepada para wartawan di Ruang Oval, seraya menambahkan, "Sudah cukup. Sudah waktunya untuk berhenti sekarang."
Netanyahu menandatangani rencana perluasan permukiman Tepi Barat yang kontroversial bulan ini.
Baca juga: Trump Tawarkan 21 Poin untuk Akhiri Genosida Secara Permanen, Cabut Rencana Gaza Riviera
"Saya pikir kita mungkin sudah mencapai kesepakatan tentang Gaza, dan sangat dekat dengan kesepakatan tentang Gaza, sepertinya kita sudah mencapai kesepakatan," ujar Trump kepada para wartawan di Gedung Putih pada hari Jumat.
Trump dan Netanyahu berencana bertemu di Washington pada hari Senin.
"Saya pikir ini adalah kesepakatan yang akan mengembalikan para sandera. Ini akan menjadi kesepakatan yang akan mengakhiri perang," tambah Trump.
Awal pekan ini, Trump dan para pejabat senior AS mempresentasikan rencana perdamaian 21 poin kepada para pemimpin Arab dan Islam, kata utusan presiden untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, di Sidang Umum PBB.
Rencana tersebut menyerukan gencatan senjata permanen, pembebasan semua sandera, pemerintahan baru untuk Gaza tanpa Hamas, dan penarikan pasukan Israel secara bertahap, menurut sumber-sumber media.
"Saya pikir rencana ini menjawab kekhawatiran Israel dan, juga, kekhawatiran semua negara tetangga di kawasan ini," ujar Witkoff.
Dia menjelaskan, "Dan kami berharap, dan bisa saya katakan, bahkan yakin, bahwa dalam beberapa hari mendatang, kami akan dapat mengumumkan semacam terobosan."
Posisi Trump tentang masa depan Gaza belum konsisten. Pada bulan Maret, Trump mengatakan "tidak ada yang akan mengusir warga Palestina" dari daerah kantong tersebut, tetapi kemudian pada bulan Mei, ia menegaskan kembali keinginannya agar AS mengambil alih wilayah tersebut dan "menjadikannya zona kebebasan," mendesak penduduk untuk pergi.
Namun, menjelang pidato Netanyahu di PBB pada hari Jumat, Trump mengatakan ia tidak akan mengizinkan aneksasi Tepi Barat yang diduduki, menolak seruan dari beberapa politisi sayap kanan di Israel yang ingin memperluas kedaulatan atas wilayah tersebut.
"Itu tidak akan terjadi," kata Trump kepada para wartawan di Ruang Oval, seraya menambahkan, "Sudah cukup. Sudah waktunya untuk berhenti sekarang."
Netanyahu menandatangani rencana perluasan permukiman Tepi Barat yang kontroversial bulan ini.
Baca juga: Trump Tawarkan 21 Poin untuk Akhiri Genosida Secara Permanen, Cabut Rencana Gaza Riviera
(sya)