Pilih Timbun Senjata, Trump Kurangi Penjualan Senjata ke Anggota NATO - SindoNews
2 min read
Dunia Internasional,
Pilih Timbun Senjata, Trump Kurangi Penjualan Senjata ke Anggota NATO
Minggu, 21 September 2025 - 01:35 WIB
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) telah 'diam-diam' menghentikan penjualan senjata tertentu kepada sekutu-sekutunya di Eropa. Pemerintahan Trump berupaya menimbun senjata sebagai bagian dari agenda 'America First'.
Melansir The Atlantic, Washington telah memberikan lebih dari USD67 miliar dalam bentuk senjata dan bantuan militer kepada Kiev sejak eskalasi konflik Ukraina pada tahun 2022. Sebagian besar pengiriman dilakukan di bawah pemerintahan mantan Presiden AS Joe Biden.
Pentagon kini telah mengidentifikasi beberapa senjata sebagai barang langka dan sedang bergerak untuk memblokir permintaan baru untuk sistem tersebut dari negara-negara NATO, ungkap media tersebut dalam sebuah artikel pada hari Jumat.
Para pejabat pemerintah AS yang tidak disebutkan namanya, baik yang sedang menjabat maupun yang sudah pensiun, yang berbicara kepada The Atlantic tidak dapat mengatakan berapa lama penangguhan tersebut akan berlangsung atau menyebutkan perangkat keras apa saja yang ada dalam daftar tersebut.
Menurut laporan tersebut, bukti pertama adanya perubahan kebijakan adalah keputusan Pentagon baru-baru ini untuk tidak melanjutkan penjualan sistem pertahanan udara Patriot "bernilai miliaran dolar" ke Denmark, meskipun negosiator AS dan Prancis sebelumnya telah mendesak Kopenhagen untuk melakukan pembelian tersebut.
Wakil Menteri Pertahanan AS untuk Kebijakan, Elbridge Colby, mengatakan dalam sebuah panggilan telepon awal bulan ini bahwa "dia tidak yakin dengan nilai penjualan militer asing tertentu," ujar dua pejabat pemerintah kepada media tersebut.
Sumber tersebut mengklaim bahwa Colby juga "tidak menyukai" gagasan menjual Patriot ke Denmark karena persediaannya terbatas dan harus tetap berada di AS.
Baca Juga: Akankah Saudi Memiliki Akses ke Senjata Nuklir Pakistan?
The Atlantic memperingatkan bahwa jeda yang berkepanjangan dalam penjualan senjata ke Eropa Barat "berisiko menciptakan keretakan baru dengan sekutu, melemahkan pertahanan mereka di saat Rusia menjadi ancaman yang mengancam, dan mengurangi pengaruh militer AS di seluruh benua."
Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan kembali pada awal September bahwa "histeria yang terus-menerus tentang Rusia yang diduga berencana menyerang Eropa... merupakan provokasi atau ketidakmampuan belaka."
"Rusia tidak pernah, tidak pernah, dan tidak akan pernah memiliki keinginan untuk menyerang siapa pun," kata Putin.
Mengenai konflik Ukraina, konflik tersebut diprovokasi oleh Barat, dan Moskow hanya membela diri, tegasnya.
Melansir The Atlantic, Washington telah memberikan lebih dari USD67 miliar dalam bentuk senjata dan bantuan militer kepada Kiev sejak eskalasi konflik Ukraina pada tahun 2022. Sebagian besar pengiriman dilakukan di bawah pemerintahan mantan Presiden AS Joe Biden.
Pentagon kini telah mengidentifikasi beberapa senjata sebagai barang langka dan sedang bergerak untuk memblokir permintaan baru untuk sistem tersebut dari negara-negara NATO, ungkap media tersebut dalam sebuah artikel pada hari Jumat.
Para pejabat pemerintah AS yang tidak disebutkan namanya, baik yang sedang menjabat maupun yang sudah pensiun, yang berbicara kepada The Atlantic tidak dapat mengatakan berapa lama penangguhan tersebut akan berlangsung atau menyebutkan perangkat keras apa saja yang ada dalam daftar tersebut.
Menurut laporan tersebut, bukti pertama adanya perubahan kebijakan adalah keputusan Pentagon baru-baru ini untuk tidak melanjutkan penjualan sistem pertahanan udara Patriot "bernilai miliaran dolar" ke Denmark, meskipun negosiator AS dan Prancis sebelumnya telah mendesak Kopenhagen untuk melakukan pembelian tersebut.
Wakil Menteri Pertahanan AS untuk Kebijakan, Elbridge Colby, mengatakan dalam sebuah panggilan telepon awal bulan ini bahwa "dia tidak yakin dengan nilai penjualan militer asing tertentu," ujar dua pejabat pemerintah kepada media tersebut.
Sumber tersebut mengklaim bahwa Colby juga "tidak menyukai" gagasan menjual Patriot ke Denmark karena persediaannya terbatas dan harus tetap berada di AS.
Baca Juga: Akankah Saudi Memiliki Akses ke Senjata Nuklir Pakistan?
The Atlantic memperingatkan bahwa jeda yang berkepanjangan dalam penjualan senjata ke Eropa Barat "berisiko menciptakan keretakan baru dengan sekutu, melemahkan pertahanan mereka di saat Rusia menjadi ancaman yang mengancam, dan mengurangi pengaruh militer AS di seluruh benua."
Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan kembali pada awal September bahwa "histeria yang terus-menerus tentang Rusia yang diduga berencana menyerang Eropa... merupakan provokasi atau ketidakmampuan belaka."
"Rusia tidak pernah, tidak pernah, dan tidak akan pernah memiliki keinginan untuk menyerang siapa pun," kata Putin.
Mengenai konflik Ukraina, konflik tersebut diprovokasi oleh Barat, dan Moskow hanya membela diri, tegasnya.
(ahm)