Iran Minta Qatar Usir Pasukan AS, Sodorkan Rudal Hipersonik Fattah Buat Balas Serangan Israel - Tribunnews
Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah,
Iran Minta Qatar Usir Pasukan AS, Sodorkan Rudal Hipersonik Fattah Buat Balas Serangan Israel - Tribunnews.com
Iran Minta Qatar Usir Pasukan AS, Sodorkan Rudal Fattah Buat Balas Israel
TRIBUNNEWS.COM - Seorang anggota parlemen Iran, Mojtaba Zarei, meminta Qatar untuk mengusir pasukan Amerika Serikat (AS) dari teritorial negara mereka pasca-serangan udara Israel ke Doha pada 9 September 2025 silam.
Qatar memang menjadi satu di antara pusat penempatan pasukan AS di wilayah Timur Tengah.
Adapun Israel, mengaku bertanggung jawab atas serangan langsung ke Qatar, sekutu utama AS, dengan alasan menargetkan sejumlah petinggi gerakan perlawanan Palestina, Hamas yang berdiam di Doha untuk melanjutkan negosiasi gencatan senjata dalam Perang Gaza.
Di sisi lain, Israel dan AS adalah sekutu abadi yang selalu beriringan dalam kebijakan dan tindakan mereka di Timur Tengah.
Atas pengeboman Israel tersebut, anggota parlemen Iran meminta Qatar mengizinkan Garda Revolusi Iran (IRGC) untuk menyebarkan rudal di wilayahnya.
"Saran ini adalah sebuah langkah yang bertujuan untuk melawan Israel yang dapat meningkatkan ketegangan regional," tulis laporan Newsweek melansir pernyataan Mojtaba Zarei, anggota parlemen Iran, dua hari setelah serangan Israel ke Doha, Qatar, dikutip Minggu (21/9/2025).
Latar Belakang
Pada Selasa 9 September 2025 silam, Israel menyerang Doha dan menewaskan seorang petugas keamanan Qatar dan beberapa anggota Hamas .
Iran menuduh AS terlibat dalam serangan tersebut, menempatkan Qatar dalam posisi yang genting.
Situasi ini menggarisbawahi ketegangan yang sedang berlangsung di Timur Tengah, di mana kehadiran militer AS , operasi militer Israel, dan pengaruh Iran terhadap proksi mereka bersinggungan—meningkatkan risiko konflik yang lebih luas.
"Pernyataan Teheran ini menandakan meningkatnya keinginannya untuk mendorong pengaruh militer mereka lebih jauh ke Teluk Persia," tulis NW.
Apa yang Perlu Diketahui
Mojtaba Zarei menyampaikan pernyataan tersebut pada X, yang secara langsung ditujukan kepada penguasa Qatar, Emir Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani.
"Saya mengusulkan agar Angkatan Darat AS, kaki tangan Israel, diusir dari Qatar, dan agar pasukan antariksa Garda Revolusi mengerahkan rudal hipersonik Fattah di tanah Anda untuk mempertahankan kedaulatan Anda," tulisnya dalam bahasa Persia.
Zarei menambahkan kalau emir "harus meminta dukungan dari pasukan kedirgantaraan Garda Revolusi untuk ditempatkan di Qatar."
Seruan tersebut secara efektif mendesak Qatar untuk mengizinkan pengerahan rudal Iran di wilayahnya sebagai penyeimbang terhadap kehadiran Israel dan Amerika.

Iran Tuduh AS terlibat
Angkatan bersenjata Iran mengatakan serangan Israel tidak mungkin terjadi tanpa dukungan AS, dan menuduh Washington mendukung "kejahatan rezim Zionis."
Mayor Jenderal Abdolrahim Mousavi, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, telah menegaskan komitmen Teheran terhadap negara-negara di kawasan Teluk, dengan mengatakan, "Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran tidak akan pernah ragu untuk mendukung saudara-saudara Qatar kami."
Presiden AS Donald Trump mengatakan Israel bertindak secara independen, tanpa campur tangan AS.
Adapun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel mengambil "tanggung jawab penuh" atas operasi tersebut.
Hubungan Qatar-Iran
Qatar menjadi tuan rumah Pangkalan Udara Al Udeid AS , fasilitas Amerika terbesar di Timur Tengah, yang telah lama menjadi titik ketegangan dengan Teheran.
Pada Juni 2025, selama perang 12 hari Israel-Iran, Iran melancarkan serangan rudal di Al Udeid sebagai balasan atas serangan udara AS terhadap fasilitas nuklir Iran.
Sistem pertahanan udara Qatar berhasil mencegat sebagian besar rudal, dan tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.
Iran telah memberi tahu Qatar sebelum serangan tersebut.
"Pertukaran informasi yang terjadi saat ini menyoroti upaya Qatar untuk menyeimbangkan situasi, menjaga hubungan yang kuat dengan AS sekaligus memupuk hubungan dengan Iran," ulas NW.
"Tawaran rudal Fattah Iran ke Qatar, bisa menandakan kesediaan Teheran untuk menegaskan pengaruh militernya di kawasan tersebut meskipun ada kehadiran AS," papar laporan tersebut.
Apa yang Terjadi Selanjutnya
Sesaat setelah Israel menyerang Doha saat itu, Presiden AS Donald Trump menulis di X: "Pagi ini, Pemerintahan Trump diberitahu oleh Militer Amerika Serikat bahwa Israel sedang menyerang Hamas yang, sayangnya, terletak di sebagian wilayah Doha, Ibu Kota Qatar."
"Ini adalah keputusan yang dibuat oleh Perdana Menteri Netanyahu, bukan keputusan saya. Pengeboman sepihak di Qatar, Negara Berdaulat dan Sekutu dekat Amerika Serikat, yang bekerja sangat keras dan berani mengambil risiko bersama kami untuk menengahi Perdamaian, tidak memajukan tujuan Israel atau Amerika," kata Trump.
Ia menambahkan: "Saya memandang Qatar sebagai sekutu dan sahabat kuat AS, dan merasa sangat prihatin dengan lokasi serangan tersebut."
"Perkembangan ini mengindikasikan potensi eskalasi ketegangan di Teluk. Bagaimana Qatar menavigasi kepentingan Iran dan AS yang saling bersaing, sembari mengelola masalah keamanan regional, akan menjadi sorotan dalam beberapa minggu mendatang," tulis ulasan NW.