Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Dunia Internasional Featured Spesial

    10 Negara Paling Kasar di Dunia, Berbanding Terbalik dengan Indonesia yang Dikenal Ramah - Tribunnews

    9 min read

      Dunia Internasional, 

    10 Negara Paling Kasar di Dunia, Berbanding Terbalik dengan Indonesia yang Dikenal Ramah - Tribunnews.com

    Tribun X
    Evgeny Ignatik/Pixabay
    NEGARA TIDAK RAMAH - Ilustrasi turis diunduh dari Pixabay pada 19 September 2025. Inilah 10 negara yang memiliki reputasi kasar di dunia, berbanding terbalik dengan Indonesia yang dikenal ramah. 

    TRIBUNNEWS.COM - Tidak semua perjalanan wisata berakhir menyenangkan.

    Bagi sebagian pelancong, yang menentukan keberhasilan atau kegagalan sebuah perjalanan bukan hanya destinasi, melainkan juga orang-orang yang ditemui.

    Mulai dari layanan yang mengecewakan, sikap dingin dalam bersosialisasi, hingga perilaku agresif warga lokal di jalan bisa memengaruhi pengalaman wisatawan.

    Beberapa negara bahkan memang sudah memiliki reputasi sebagai tempat dengan penduduk yang dianggap kasar, entah benar adanya atau sekadar persepsi.

    Situs farandwide.com merangkum sejumlah negara yang kerap dianggap kasar oleh turis, berdasarkan pengalaman mereka saat berkunjung.

    Berikut daftarnya:

    1. Prancis

    Orang sering bercanda tentang betapa kasarnya warga Paris, dan sayangnya, banyak wisatawan menilai reputasi itu benar adanya.

    Turis asing mungkin diabaikan di toko, diremehkan karena tidak bisa berbahasa Prancis, atau disambut dengan tatapan sinis.

    Intinya, hal itu bukan masalah pribadi, penduduk lokal memang tidak terlalu ramah.

    Jika turis lupa mengucapkan “bonjour”, kesalahan dianggap ada pada Anda.

    2. Rusia

    Di Rusia, jarang ada orang yang tersenyum pada orang asing.

    Turis kerap mengaku interaksi mereka dengan warga lokal terasa menegangkan, seolah semua orang sedang marah meski para wisatawan hanya bertanya arah.

    Nada bicara mereka terdengar keras atau agresif, namun sebenarnya itulah gaya komunikasi mereka sehari-hari.

    3. Amerika Serikat

    Ada banyak hal menyenangkan saat berkunjung ke AS, tetapi sambutan warga lokal kadang terasa kurang hangat.

    Pengalaman di bandara saja bisa membuat lelah, dari antrean panjang, petugas yang cemberut, hingga minimnya basa-basi.

    Di kota besar seperti New York, pelayanan cepat tapi tidak sabaran, seolah orang baru mau melayani kalau sudah diberi tip.

    4. India

    Siapa pun yang mengunjungi India pasti merasakan energinya yang semarak dan penuh warna.

    Namun, turis sering mengeluhkan tekanan terus-menerus dari calo, pertanyaan yang mengganggu, hingga tindakan seperti dicengkeram atau diikuti.

    Suasananya akan terasa kacau.

    Bagi yang tidak terbiasa, interaksi semacam itu bisa cepat melelahkan.

    5. China

    Di kota besar seperti Beijing atau Shanghai, ruang pribadi hampir tidak ada.

    Memotong antrean, berbicara keras, hingga bersikap kasar dianggap biasa.

    Sebagian wisatawan menganggap hal ini lumrah di kota padat, sementara yang lain merasa sangat mengganggu.

    6. Maroko

    Banyak orang jatuh cinta dengan arsitektur dan kuliner Maroko, namun berjalan-jalan di jalanan bisa jadi pengalaman melelahkan.

    Di Marrakesh, misalnya, turis mengaku sulit berjalan satu blok tanpa diganggu pedagang.

    Para penjual kerap mengejar pembeli, mengarahkan turis demi uang, atau meminta tip hanya karena berada di dekat Anda.

    Orang Jerman dikenal efisien, lugas, dan tidak suka basa-basi.

    Bagi sebagian wisatawan, sifat ini terasa dingin atau kasar.

    Pelayanan bisa terasa terburu-buru, jarang ada yang tersenyum.

    Jika Anda salah membuang sampah daur ulang, bisa saja ada yang langsung menegur.

    Namun jangan khawatir, mereka tidak menyimpan dendam pribadi, mereka hanya terbiasa hidup dengan aturan jelas.

    8. Mesir

    Mesir menyimpan banyak keajaiban sejarah, tetapi pengalaman wisata tidak selalu indah.

    Turis sering mengeluhkan pemandu yang agresif, permintaan tip tanpa henti, hingga pelecehan di kawasan wisata seperti Giza.

    Perempuan, khususnya, melaporkan perasaan tidak aman atau diobjektifikasi.

    Monumen-monumennya memang menakjubkan, tapi tekanan sosial bisa membuat momen berharga terasa terganggu.

    9. Korea Selatan

    Budaya Korea dikenal sangat menjunjung sopan santun, namun pengalaman turis kadang berbeda dari ekspektasi.

    Beberapa wisatawan melaporkan bahwa pelayan atau pramusaji jarang melakukan kontak mata, bahkan tidak selalu menanggapi sapaan.

    Hal ini membuat sebagian tamu merasa diperlakukan dingin.

    10. Inggris

    Orang Inggris terkenal dengan tata krama, namun mereka juga cenderung tertutup.

    Wisatawan yang berharap keramahan dan obrolan ringan sering merasa kecewa, terutama di London yang dikenal dingin dan sibuk.

    Penduduk lokal jarang memulai percakapan, dan jika pun melakukannya, biasanya berupa sarkasme khas Inggris.

    Jika Anda salah menafsirkan kesopanan sebagai kehangatan, bisa jadi Anda mengira semua orang berharap Anda cepat pergi.

    Bagi wisatawan Indonesia, mengunjungi negara-negara di atas mungkin terasa sulit karena perbedaan budaya.

    Berbanding terbalik dengan 10 negara di atas, Indonesia dikenal sebagai negara yang ramah.

    Pada 2024, Indonesia bahkan menduduki peringkat kedua negara paling ramah di dunia menurut survei terhadap ekspatriat dan wisatawan asing yang dirangkum InterNations.

    Orang Indonesia dikenal murah senyum, hangat, serta suka membantu tamu, bahkan ketika ada kendala bahasa, mengutip World Nomads.

    Banyak wisatawan asing pun mengaku merasa benar-benar disambut dengan tulus selama berada di Indonesia.

    Meskipun memiliki keragaman budaya yang luas, masyarakat Indonesia dikenal hidup berdampingan secara harmonis, sehingga menciptakan rasa keterbukaan secara umum.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

    Komentar
    Additional JS