Zelensky: Bela Rusia, Tentara Bayaran China hingga Pakistan Perang Melawan Ukraina | SINDOnews
Dunia Internasional, Konflik Rusia Ukraina,
Zelensky: Bela Rusia, Tentara Bayaran China hingga Pakistan Perang Melawan Ukraina | Halaman Lengkap

Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Selasa, 05 Agustus 2025 - 08:32 WIB
Presiden Volodymyr Zelensky klaim banyak tentara bayaran asing dari China hingga Pakistan berperang melawan Ukraina demi membela Rusia. Foto/X @ZelenskyyUa
- Presiden
UkrainaVolodymyr Zelensky mengeklaim banyak
tentara bayaran asingberperang melawan pasukan Ukraina demi membela Rusia. Menurutnya, para tentara bayaran asing itu berasal dari berbagai negara, termasuk dari China dan Pakistan.
Dia berjanji bahwa pasukan Ukraina akan merespons keras invasi para tentara bayaran asing.
"Kami berbicara dengan para komandan tentang situasi garis depan, pertahanan Vovchansk, dan dinamika pertempuran," tulis Zelensky di X setelah mengunjungi daerah garis depan di wilayah Kharkiv timur laut pada hari Senin.
Baca Juga: Eks Marinir Satria Kumbara Jadi Tentara Bayaran Rusia Minta Pulang ke Indonesia, Ini Respons Kemlu
"Para prajurit kami di sektor ini melaporkan keterlibatan tentara bayaran dari China, Tajikistan, Uzbekistan, Pakistan, dan negara-negara Afrika dalam perang. Kami akan merespons," lanjut dia, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (5/8/2025).
Zelensky sebelumnya menuduh Moskow merekrut milisi China untuk upaya perangnya melawan Ukraina, sebuah tuduhan yang dibantah Beijing. Sedangkan Korea Utara mengakui telah mengerahkan ribuan tentara untuk perang melawan pasukan Ukraina di wilayah Kursk Rusia.
Kedutaan besar Tajikistan, Uzbekistan, dan Pakistan di Kyiv belum bersedia berkomentar atas klaim Zelensky. Rusia juga belum berkomentar secara terbuka atas klaim Zelensky.
Sementara itu, jurnalis Charles Stratford dari Al Jazeera yang melaporkan dari Kyiv mengatakan tidak ada cara untuk memverifikasi klaim Zelensky.
Sebaliknya, dia menambahkan, "banyak pasukan asing" juga telah mengajukan diri untuk bertempur demi Ukraina dan masih berada di garis depan.
Menurut laporan Stratford, sementara Ukraina berjuang untuk mengusir pasukan Rusia di wilayah Kharkiv, pasukannya juga terlibat dalam pertempuran sengit yang berkelanjutan di sekitar kota Pokrovsk di wilayah Donetsk.
Seiring berlanjutnya pertempuran, para pejabat Rusia dan Ukraina telah mengadakan beberapa pertemuan dalam beberapa bulan terakhir di Istanbul, Turki.
Pertemuan terakhir tersebut menghasilkan kesepakatan untuk saling menukar 1.200 tahanan, menurut pengumuman Zelensky pada hari Minggu.
Pada hari itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan utusan khususnya Steve Witkoff akan terbang ke Rusia untuk melanjutkan perundingan untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Pada hari Senin, kantor berita pemerintah Rusia; TASS, mengutip sumber yang mengatakan kunjungan Witkoff akan dilakukan pada hari Rabu.
Trump telah mengancam akan mengenakan "tarif yang sangat berat" kepada Rusia jika gagal mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Ukraina dalam waktu dekat. Dia baru-baru ini mempersingkat batas waktu untuk mencapai kesepakatan tersebut, dari awalnya 50 hari menjadi 10-12 hari.
(mas)
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Infografis

600 Tentara Korea Utara Tewas saat Perang Melawan Ukraina