Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Donald Trump Dunia Internasional Featured Gedung Putih Konflik Rusia Ukraina Zelensky

    Tampil Lebih Sopan, Zelensky Tak Lagi Pakai Kaus saat Temui Trump di Gedung Putih | SINDOnews

    5 min read

      Dunia Internasional, Konflik Rusia Ukraina, 

    Tampil Lebih Sopan, Zelensky Tak Lagi Pakai Kaus saat Temui Trump di Gedung Putih | Halaman Lengkap



    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tak lagi mengenakan kaus saat bertemu Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih, Senin (18/8/2025). Foto/Screenshot video BBC

    WASHINGTON 

    - Presiden

     Ukraina 

    Volodymyr Zelensky tampil beda dengan mengenakan jaket hitam dan dasi hitam saat menemui Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Gedung Putih pada hari Senin. Dia mengenakan kaus seperti pertemuan Februari lalu, yang dianggap sebagai penampilan tidak sopan.

    Trump, setelah berjabat tangan, memuji pakaian Zelensky saat menyapanya.

    Jurnalis Brian Glenn mengatakan kepada Zelensky di Oval Office Gedung Putih: "Anda tampak luar biasa mengenakan setelan itu."

    Glenn, yang merupakan pacar Anggota Parlemen dari Partai Republik; Marjorie Taylor Greene, telah menanyakan pemimpin Ukraina tersebut tentang pakaiannya pada kunjungan terakhirnya, menyiratkan bahwa pakaian kasualnya tidak sopan.

    Baca Juga: Rusia Tak Terima Pasukan NATO Dikerahkan ke Ukraina

    Trump menyela dengan mengatakan, "Saya mengatakan hal yang sama."

    "Dia berpakaian rapi," ujar Trump kepada para wartawan, membandingkan penampilannya dengan Zelensky.

    Menoleh ke Zelensky, Trump berkata, "Itu orang yang menyerang Anda terakhir kali."

    "Saya ingat itu," jawab Zelensky di tengah tawa yang menggema di ruangan itu. Pemimpin Ukraina itu menyindir, "Anda mengenakan setelan yang sama. Saya yang berganti, Anda tidak."

    Jurnalis itu mengatakan kepada Zelensky bahwa pakaiannya sebelumnya dianggap tidak sopan oleh banyak orang Amerika. Zelensky membalas: "Saya akan mengenakan kostum setelah perang ini berakhir."

    Mengapa Pakaian Zelensky Penting?

    Pada pertemuan yang menegangkan pada Februari lalu, Zelensky mengenakan kaus lengan panjang berlambang militer Ukraina, alih-alih mengenakan jas. Pakaiannya itu menjadi sorotan media dan para pejabat Gedung Putih.

    Secara keseluruhan, pertemuan hari Senin tetap berjalan sesuai rencana. Kedua pemimpin tampak frustrasi atas perang Rusia-Ukraina yang tak kunjung berakhir, dan tidak ada komentar atau interupsi dari pejabat lain di ruangan itu.

    Pertemuan antara Zelensky dan Trump menandai pertukaran tatap muka pertama mereka sejak KTT NATO bulan Juli dan terjadi di saat pemerintahan Trump mempertimbangkan apakah akan mempertahankan, merestrukturisasi, atau mengurangi dukungan militer AS untuk Kyiv.

    Penampilan terbaru Zelensky tersebut ternyata hasil dari intervensi Gedung Putih. Menurut pejabat Eropa yang terlibat dalam perencanaan pertemuan, Gedung Putih meminta Zelensky untuk mengenakan setelan jas dan dasi tradisional.

    Permintaan tersebut disampaikan melalui kantor yang menangani protokol Gedung Putih, meskipun seorang juru bicara menolak berkomentar secara terbuka.

    Namun Zelensky muncul dengan kaus oblong lengan pendek berwarna gelap saat bertemu dengan utusan khusus Trump untuk Ukraina, Keith Kellogg, menurut video yang dibagikannya di X.

    Sejak invasi besar-besaran Rusia pada tahun 2022, Zelensky telah meninggalkan penampilan jas dan dasi ala negarawan dan beralih ke pakaian bergaya militer, sebuah gestur solidaritas dengan tentara Ukraina. Pada tahun yang sama, dia bersumpah untuk tidak mencukur janggut atau mengenakan jas lagi sampai Ukraina meraih kemenangan.

    Pilihan pakaian ini terkadang menimbulkan gesekan, termasuk saat pertemuan dengan Trump di Oval Office pada bulan Februari.

    Pertemuan di Gedung Putih pada hari Senin mempertemukan Trump, Zelensky, dan para pejabat tinggi Eropa, hanya tiga hari setelah perundingan terpisah Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska. Trump mengatakan bahwa diskusi tersebut telah meletakkan dasar bagi kemajuan dan mengisyaratkan Ukraina kini perlu mempertimbangkan kemungkinan konsesi.

    "Jika semuanya berjalan lancar hari ini, kita akan mengadakan perundingan trilateral," kata Trump, merujuk pada potensi perundingan trilateral dengan Rusia dan Ukraina.

    "Kita akan bekerja sama dengan Rusia, kita akan bekerja sama dengan Ukraina," imbuh dia, seperti dikutip Newsweek, Selasa (19/8/2025).

    Zelensky menyambut baik gagasan tersebut. "Kami siap untuk perundingan trilateral seperti yang dikatakan presiden," ujarnya kepada para wartawan. "Ini sinyal yang bagus. Saya pikir ini sangat bagus."

    Trump mengatakan dia akan mendukung jaminan keamanan Eropa untuk Ukraina tetapi tidak menjanjikan keterlibatan pasukan AS. Sebaliknya, dia mengusulkan kehadiran keamanan "mirip NATO", dan menambahkan bahwa detailnya akan dibahas nanti bersama para pemimpin Uni Eropa.

    "Mereka ingin memberikan perlindungan, dan mereka sangat yakin akan hal itu, dan kami akan membantu mereka," kata Trump. "Saya pikir sangat penting untuk menyelesaikan kesepakatan ini."

    Perundingan dimulai dengan sesi tatap muka antara Trump dan Zelensky, diikuti oleh pertemuan yang lebih luas dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Kanselir Jerman Friedrich Merz, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, Presiden Finlandia Alexander Stubb, dan Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte.

    Wakil Duta Besar Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Dmitry Polyansky, mengatakan kepada para wartawan: "Kami berharap para pemimpin Ukraina, alih-alih memikirkan keselamatan diri mereka sendiri, akan memikirkan rakyat mereka yang tidak ingin berperang dan yang siap untuk perdamaian, perdamaian yang adil dan langgeng."

    Robert B Murrett, seorang profesor praktik hubungan internasional di Universitas Syracuse, mengatakan kepada Newsweek: "Hampir semua orang telah menyadari—dan Anda tidak ingin melepaskan posisi negosiasi Anda sebelum benar-benar bernegosiasi—bahwa prospek kelima provinsi yang dipertimbangkan tersebut kemungkinan terbagi dalam tiga kategori berbeda."

    (mas)

    Komentar
    Additional JS