Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Dunia Internasional Featured Gaza IRGC Israel Konflik Timur Tengah

    Rencana Israel Kerahkan 60.000 Tentara Cadangan ke Kota Gaza Tuai Kekhawatiran, ICRC: Tak Tertolerir - Halaman all - TribunNews

    8 min read

     Dunia Internasional ,Konflik Timur Tengah ,

    Rencana Israel Kerahkan 60.000 Tentara Cadangan ke Kota Gaza Tuai Kekhawatiran, ICRC: Tak Tertolerir - Halaman all - TribunNews



    TRIBUNNEWS.COM - Serangan Israel meluas di Jalur Gaza, yang bertujuan untuk merebut Kota Gaza dan menyasar sisa-sisa benteng Hamas di wilayah Palestina.

    Militer Israel mengumumkan langkah pertama operasi untuk mengambil alih Kota Gaza, Rabu (20/8/2025).

    Israel memanggil puluhan ribu tentara cadangan, sementara pemerintahnya mempertimbangkan usulan gencatan senjata baru untuk menghentikan perang yang telah berlangsung hampir dua tahun.

    Perang Gaza adalah konflik bersenjata di Jalur Gaza dan Israel, yang terjadi sejak 7 Oktober 2023.

    Rencana militer Israel, yang mencakup pemanggilan sekitar 60.000 pasukan cadangan, telah memperdalam kekhawatiran bahwa kampanye tersebut akan memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah parah di jalur pantai yang diblokade tersebut.

    Juru bicara utama Komite Internasional Palang Merah (ICRC), Christian Cardon, mengatakan serangan Israel itu "tak tertolerir."

    "Meningkatnya permusuhan di Gaza berarti lebih banyak pembunuhan, lebih banyak pengungsian, lebih banyak kehancuran, dan lebih banyak kepanikan," ujarnya, Kamis (21/8/2025), dilansir Arab News.

    "Gaza adalah ruang tertutup, yang darinya tak seorang pun bisa melarikan diri, dan di mana akses ke layanan kesehatan, makanan, dan air bersih semakin menipis," kata Cardon.

    "Sementara itu, keamanan para pekerja kemanusiaan semakin memburuk setiap jamnya. Ini tak tertolerir," tegasnya.

    Diberitakan AP News, pemanggilan pasukan cadangan militer tambahan merupakan bagian dari rencana yang disetujui Menteri Pertahanan IsraelIsrael Katz, untuk memulai fase baru operasi di beberapa wilayah terpadat di Gaza.

    Rencana tersebut, yang diperkirakan akan mendapatkan persetujuan akhir dari kepala staf dalam beberapa hari mendatang, juga mencakup perpanjangan masa tugas 20.000 prajurit cadangan tambahan yang sudah bertugas aktif.

    Baca juga: Netanyahu Gaspol Operasi Caplok Gaza, Tentara yang Burnout Dipaksa Maju Perang

    Di negara berpenduduk kurang dari 10 juta jiwa, pemanggilan pasukan cadangan merupakan yang terbesar dalam beberapa bulan terakhir dan memiliki bobot ekonomi serta politik.

    Pemanggilan ini terjadi beberapa hari setelah ratusan ribu warga Israel berunjuk rasa menuntut gencatan senjata.

    Sementara para negosiator berjuang keras untuk mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas dalam mengakhiri pertempuran selama 22 bulan.

    Keluarga para sandera dan mantan kepala militer serta intelijen juga telah menyatakan penolakan terhadap perluasan operasi di Kota Gaza.

    Sebagian besar keluarga menginginkan gencatan senjata segera dan khawatir bahwa perluasan serangan dapat membahayakan para sandera yang masih hidup.

    Guy Poran, seorang pensiunan pilot angkatan udara yang telah mengorganisir para veteran yang berkampanye untuk mengakhiri perang, mengatakan banyak prajurit cadangan kelelahan setelah menjalani tugas berulang kali yang berlangsung ratusan hari dan merasa kesal dengan mereka yang tidak dipanggil.

    “Bahkan mereka yang secara ideologis tidak menentang perang saat ini atau rencana baru pemerintah pun tidak mau pergi karena kelelahan, keluarga, atau bisnis mereka,” ujarnya.

    Perkembangan Terkini Konflik Israel-Hamas

    Dikutip dari Al Jazeera, berikut perkembangan terkini dari konflik antara Israel dan Hamas:

    Israel telah mulai mengintensifkan serangan terhadap Kota Gaza, yang rencananya akan direbutnya, dengan menggusur paksa hampir 1 juta orang dan melakukan “penghancuran sistematis” terhadap rumah-rumah warga Palestina.

    Hamas menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengabaikan upaya mediator internasional untuk mencapai gencatan senjata dan terus maju dengan pengambilalihan militer Kota Gaza.

    Baca juga: Warga Palestina Mengungsi dari Gaza City saat Israel Melancarkan Serangan

    Para pemimpin dunia mengecam persetujuan Israel terhadap apa yang disebut proyek perluasan permukiman E1 , yang memutuskan salah satu hubungan terakhir antara Ramallah dan Betlehem, di Tepi Barat yang diduduki.

    Pasukan Israel menewaskan 81 warga Palestina, termasuk 30 pencari bantuan, dalam serangan di Gaza pada hari Rabu.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan “penghargaan besarnya” kepada para pejuang cadangan sementara Israel berencana memanggil 60.000 tentara tambahan.

    AS telah menjatuhkan sanksi baru terhadap pejabat Pengadilan Kriminal Internasional atas penyelidikan pengadilan tersebut terhadap kejahatan perang Israel di Gaza, yang menuai kritik dari kelompok hak asasi manusia dan PBB.

    Perang Israel di Gaza telah menewaskan 62.192 orang dan melukai 157.114 orang.

    Sementara itu, sebanyak 1.139 orang tewas di Israel selama serangan 7 Oktober 2023, dengan lebih dari 200 orang ditawan.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

    Komentar
    Additional JS