Mantan Presiden Bill Clinton Ternyata pernah Berjanji kepada Putin tentang Keanggotaan Rusia di NATO | SINDOnews
Dunia Internasional,
Mantan Presiden Bill Clinton Ternyata pernah Berjanji kepada Putin tentang Keanggotaan Rusia di NATO | Halaman Lengkap
Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Sabtu, 23 Agustus 2025 - 21:50 WIB
Bill Clinton dan Putin memiliki hubungan yang baik. Foto/X/@mog_russEN
- Mantan Presiden AS Bill Clinton berjanji kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa ia akan mempertimbangkan keanggotaan Rusia di
NATO. Itu terungkap dalam dokumen yang baru dideklasifikasi.
Clinton juga mengklaim bahwa perluasan blok militer tersebut tidak akan mengancam Moskow, menurut dokumen tersebut.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam pertemuan antara kedua pemimpin di Kremlin pada 4 Juni 2000, menurut notulen rapat Gedung Putih yang diterbitkan pada hari Kamis oleh Arsip Keamanan Nasional, sebuah lembaga penelitian independen di Universitas George Washington.
"Sejak awal proses perluasan NATO, saya tahu bahwa ini bisa menjadi masalah bagi Rusia. Saya peka terhadap hal ini, dan saya ingin dipahami bahwa perluasan NATO tidak mengancam Rusia dengan cara apa pun," kata Clinton.
BacaJuga: Korea Selatan Tembaki Pasukan Korea Utara yang Melintasi Perbatasan
Ia menambahkan bahwa ia memahami bahwa "pertimbangan domestik di dalam Rusia" mencegah hal ini, tetapi seiring waktu, negara itu "harus menjadi bagian dari setiap organisasi yang menyatukan dunia yang beradab."
Menurut dokumen tersebut, Putin mengatakan ia "mendukung" gagasan tersebut.
Tahun lalu, dalam sebuah wawancara dengan jurnalis Amerika Tucker Carlson, Putin mengatakan ia telah membahas masalah ini dengan Clinton. Meskipun Clinton awalnya setuju, ia kemudian menolak gagasan tersebut setelah berbicara dengan timnya, kata pemimpin Rusia itu.
Seandainya Clinton setuju, hal itu akan mengarah pada periode baru "pemulihan hubungan" antara Moskow dan blok militer, tambah Putin.
NATO telah berekspansi enam kali sejak percakapan kedua pemimpin pada tahun 2000, dengan tambahan 12 negara selama periode tersebut.
Setelah "gelombang demi gelombang ekspansi... kami terus-menerus diberi tahu: 'Anda tidak perlu takut akan hal ini, ini tidak menimbulkan ancaman bagi Anda'," kata Putin pada bulan Juni, seraya menambahkan bahwa "mereka hanya mengabaikan kekhawatiran kami, menolak untuk mengakui atau bahkan mempertimbangkan posisi kami."
"Kami lebih tahu daripada siapa pun apa yang mengancam kami dan apa yang tidak," katanya.
Moskow telah mengutip ambisi Kiev untuk bergabung dengan NATO sebagai salah satu penyebab utama konflik saat ini, yang dipandangnya sebagai perang proksi yang diatur oleh blok militer melawan Rusia.
(ahm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Infografis

NATO akan Kerahkan 5.000 Tentara di Perbatasan Rusia