Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Dunia Internasional Featured India Perancis Rafale

    India dilaporkan sedang mempersiapkan akuisisi 114 jet tempur Rafale dari Prancis melalui mekanisme Pemerintah ke Pemerintah - AIRSPACE REVIEW,

    4 min read

     Dunia Internasional

    India dilaporkan sedang mempersiapkan akuisisi 114 jet tempur Rafale dari Prancis melalui mekanisme Pemerintah ke Pemerintah

      / 
    by
    Rafale India
    BoeingMan777/Shutterstock

    AIRSPACE REVIEW – India dilaporkan sedang melanjutkan proposal Pemerintah ke Pemerintah (G2G) dengan Prancis untuk mengakuisisi 114 jet tempur Rafale tambahan di bawah program Pesawat Tempur Multiperan (MRFA).

    Untuk hal itu, Angkatan Udara India (IAF) akan segera mengajukan permohonan Penerimaan Kebutuhan (AoN) yang menjadi langkah awal dalam proses pengadaan pertahanan India, kepada Dewan Akuisisi Pertahanan (DAC) pada bulan Oktober 2025.

    Keputusan akhir pemerintah diharapkan akan dicapai setelah itu, tulis, The Times of India.

    IAF saat ini mengoperasikan 31 skadron tempur yang masing-masing berkekuatan 16-18 unit. Jumlah ini jauh di bawah kekuatan yang disetujui sebesar 42,5 untuk menghadapi ancaman simultan dari Pakistan dan China.

    Dengan dipensiunkannya armada MiG-21 terakhir pada bulan depan, armada jet tempur IAF akan menyusut menjadi 29 skuadron, jumlah terendah dalam sejarah IAF.

    “Pemerintah akan mengambil keputusan akhir ketika proposal MRFA sampai ke DAC,” ujar seorang sumber kepada surat kabar tersebut.

    Ditegaskan bahwa IAF telah memproyeksikan kebutuhan mendesak akan Rafale tambahan guna mengatasi menipisnya jumlah pesawat tempur.

    Tekanan kebutuhan tersebut meningkat setelah Operasi Sindoor, yang dilakukan pada 7-10 Mei lalu di mana Rafale melakukan serangan jarak jauh terhadap target-target Pakistan.

    Islamabad mengklaim telah menembak jatuh enam pesawat IAF, termasuk tiga Rafale, menggunakan pesawat tempur J-10 yang dilengkapi rudal jarak jauh PL-15. Namun klaim Pakistan ini dibantah oleh India.

    IAF menerangkan, pembelian langsung G2G akan lebih ekonomis dan layak secara logistik daripada tender global terbuka.

    Dengan 36 Rafale yang sudah dimiliki, IAF menyiapkan Pangkalan Udara Ambala dan Hasimara untuk menampung tambahan Rafale yang akan dibeli.

    Dikatakan pula bahwa New Delhi menekankan salah satu poin penting dalam rencana akuisisi tersebut yaitu permintaan untuk mengakses kode sumber Rafale guna mengintegrasikan sistem persenjataan buatan India.

    Kesepakatan potensial ini muncul seiring dengan semakin mendalamnya kerja sama industri Prancis-India terkait Rafale.

    Pada Juni 2025, Dassault Aviation dan Tata Advanced Systems (TASL) menandatangani empat Perjanjian Transfer Produksi untuk memproduksi badan pesawat Rafale di Hyderabad.

    Fasilitas baru ini akan memproduksi bagian-bagian badan pesawat lengkap, termasuk rakitan depan, tengah, dan belakang, baik untuk pesawat India maupun pesawat ekspor potensial.

    Produksi dijadwalkan akan dimulai pada tahun fiskal 2028 dengan kapasitas hingga dua badan pesawat per bulan.

    Secara terpisah, India sedang berunding dengan Safran dari Prancis untuk bersama-sama mengembangkan mesin berdaya dorong tinggi baru untuk Pesawat Tempur Menengah Canggih (AMCA) masa depan, yang diperkirakan akan mulai beroperasi sekitar tahun 2035.

    Angkatan Laut India juga akan menerima 26 pesawat tempur Rafale M berbasis kapal induk mulai tahun 2028 untuk ditempatkan di kapal induk INS Vikrant.

    Pengoperasian satu platform jet tempur Rafale oleh Angkatan Udara dan Angkatan Laut India dinilai akan menyederhanakan pelatihan pilot, mengurangi biaya perawatan, dan mengefisienkan inventaris suku cadang.

    Sementara itu, para pejabat IAF telah telah membantah rumor bahwa KF-21 Boramae dari Korea Selatan sedang dipertimbangkan untuk MRFA. Pesawat ini tidak masuk dalam daftar yang dievaluasi.

    Selain Rafale, pesaing lain yang sebelumnya dipertimbangkan adalah Lockheed Martin F-21, Saab Gripen E/F, Boeing F-15EX, Eurofighter Typhoon, serta MiG-35 dan Su-35 Rusia. (RNS)

    Komentar
    Additional JS