Hamas Setujui Gencatan Senjata di Gaza, Israel Masih Pikir-Pikir - inews
Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah,
Hamas Setujui Gencatan Senjata di Gaza, Israel Masih Pikir-Pikir - Bagian All
TEL AVIV, iNews.id - Israel masih mempelajari proposal gencatan senjata selama 60 hari di Jalur Gaza yang diajukan Mesir dan Qatar. Proposal yang telah disetujui oleh Hamas itu termasuk pembebasan 10 sandera Israel yang ditukar dengan lebih dari 1.000 tahanan Palestina.
Stasiun televisi Israel Channel, mengutip sumber diplomatik negara Yahudi, melaporkan Hamas menerima proposal tersebut untuk mencegah pasukan Israel memasuki Kota Gaza.
Sumber itu menambahkan belum ada keputusan yang diambil oleh pimpinan politik maupun militer Israel mengenai sikap Hamas tersebut.
Namun dia juga menegaskan isi proposal yang diajukan itu 98 persen sama dengan usulan yang disampaikan Utusan Presiden AS Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, yang sebelumnya juga telah disetujui Israel.
Sementara itu sumber lainnya mengatakan kepada media yang sama, sikap Israel tetap tidak berubah terkait gencatan senjata. Israel menghendaki Hamas membebaskan seluruh sandera, bukan setengahnya.
Israel meyakini ada 20 sandera yang masih hidup di Gaza. Sebanyak 30 lainnya telah tewas dan jenazah mereka belum dikembalikan.
Stasiun televisi Israel, KAN, melaporkan proposal baru Mesir-Qatar tersebut sangat mirip dengan rencana awal Witkoff, yakni pembebasan 10 sandera Israel yang masih hidup serta 18 jenazah.
Menteri Urusan Strategis Israel Ron Dermer melakukan pembicaraan dengan Witkoff membahas sikap Hamas. Dermer juga bertemu dengan mediator Qatar. Poin-poin kesepakatan gencatan senjata yang sebelumnya masih lebar telah dipersempit.
Namun negosiasi mengenai kesepakatan parsial masih berlangsung dengan sepengetahuan dan persetujuan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Hamas pada Senin pagi mengumumkan menerima proposal gencatan senjata dari mediator Mesir dan Qatar, tanpa memberikan detail mengenai isinya.
Setelah itu media Mesir melaporkan proposal tersebut menyerukan pasukan Israel untuk memosisikan ulang keberadaan mereka di dekat perbatasan guna memfasilitasi masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Kesepakatan ini juga mencakup penghentian sementara operasi militer selama 2 bulan, yang akan digunakan untuk pertukaran tawanan dan sandera.
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Eyal Zamir pada Minggu mengumumkan persetujuan militer untuk menduduki Kota Gaza, melibatkan serangan besar-besaran yang mengancam nyawa para sandera.