Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Dunia Internasional Featured Gaza Hamas Konflik Timur Tengah

    Hamas: Gaza Diubah Jadi Kamp Konsentrasi, Dunia Harus Bertindak Sekarang | SINDOnews

    4 min read

      Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah 

    Hamas: Gaza Diubah Jadi Kamp Konsentrasi, Dunia Harus Bertindak Sekarang | Halaman Lengkap

    Pemimpin Hamas Osama Hamdan. Foto/irna

    JALUR GAZA 

    - Pemimpin Hamas Osama Hamdan memperingatkan Amerika Serikat (AS) dan Israel sedang berupaya mengalihkan fokus diskusi Dewan Keamanan PBB tentang Gaza ke isu tawanan Israel yang ditahan di Jalur Gaza, namun mengabaikan krisis kemanusiaan dahsyat yang dihadapi lebih dari dua juta warga Palestina.

    Krisis itu menurut Hamdan sebagai akibat dari apa yang ia gambarkan sebagai perang pemusnahan yang sedang berlangsung.

    Dalam pernyataan tertulis, Hamdan mengatakan pendudukan Israel telah mengubah Gaza menjadi "kamp konsentrasi Nazi yang sesungguhnya."

    Dia menegaskan, kamp tersebut lebih buruk daripada kamp Auschwitz yang terkenal kejam. Ia menuduh Israel melakukan tindakan genosida di Gaza yang, menurutnya, melampaui kengerian Holocaust.

    Hamdan mendesak masyarakat internasional untuk segera bertindak. "Sudah saatnya menghentikan kejahatan ini, meminta pertanggungjawaban para pelakunya, dan memaksa entitas Zionis untuk mematuhi hukum humaniter internasional," tegas dia.

    Ia menggambarkan kampanye kelaparan sistematis terhadap penduduk Gaza sebagai "kejahatan terhadap kemanusiaan," yang terjadi di hadapan dunia.

    "Ini akan tetap menjadi noda aib di dahi pendudukan, para pendukungnya, dan mereka yang gagal menghentikannya," ujar dia.

    Hamdan mengecam apa yang disebutnya kemunafikan negara-negara—terutama Amerika Serikat dan beberapa negara Barat—yang mendukung kampanye militer pendudukan dan pengepungannya di Gaza, sementara secara selektif berfokus pada penderitaan tawanan Israel, mengabaikan penderitaan tahanan Palestina.

    Hal ini, katanya, menunjukkan "kebijakan standar ganda yang bangkrut."

    Ia menyerahkan tanggung jawab penuh atas nyawa semua tawanan yang ditahan oleh perlawanan Palestina kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, "seorang penjahat yang dicari oleh Mahkamah Pidana Internasional," dengan merujuk pada penolakan Netanyahu untuk menyetujui gencatan senjata dan eskalasi perang yang terus berlanjut oleh pemerintahannya.

    Hamdan juga secara khusus merujuk pada kasus tentara Israel yang ditangkap, Eviatar David, dan menyalahkan situasi yang dialaminya pada blokade Israel yang berkelanjutan, kebijakan kelaparan, dan hambatan bantuan ke Gaza.

    Ia mengatakan, menurut kesaksian para tawanan yang dibebaskan, tahanan Israel di Gaza diperlakukan secara manusiawi, makan makanan yang sama dengan warga sipil Palestina, dan hidup dalam kondisi yang sama—meskipun mengalami kekurangan yang parah.

    Ia menekankan tahanan yang ditahan faksi-faksi Palestina diperlakukan sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam, sementara pemerintah Israel—yang disebutnya "fasis"—secara rutin melakukan pembunuhan dan penyiksaan sistematis terhadap tahanan Palestina di penjara-penjaranya.

    Penyiksaan terhadap Tahanan Palestina

    Hamdan menyatakan pelanggaran Israel terhadap tahanan Palestina telah meningkat ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak Oktober 2023.

    Ia menyebutkan jumlah tahanan Palestina telah mencapai 10.800 orang hingga Juli, termasuk 49 perempuan, 495 anak-anak, 3.926 orang yang ditahan di bawah penahanan administratif, dan lebih dari 2.454 orang dari Gaza saja.

    Angka-angka ini, catatnya, tidak termasuk banyak individu yang telah dihilangkan secara paksa.

    Menurut Hamdan, tahanan Palestina menghadapi kelaparan, penghinaan, dan penganiayaan fisik di penjara-penjara Israel, dengan puluhan orang meninggal dunia akibat kelalaian medis, penyiksaan, dan penolakan terhadap kebutuhan dasar.

    Ia mengatakan kesaksian dari para tahanan yang baru dibebaskan menegaskan bahwa penyiksaan, kelaparan, dan perampasan hak-hak tersebar luas.

    Sejak awal perang, katanya, 76 tahanan telah meninggal dunia akibat penyiksaan, kelaparan, dan kelalaian medis sistemik—praktik-praktik yang diawasi Menteri Keamanan Nasional Israel yang ekstremis, Itamar Ben-Gvir.

    Hamdan juga membagikan satu foto—yang diduga dibocorkan tentara Israel—yang menunjukkan serangan brutal terhadap tahanan Palestina.

    Dia meminta anggota Dewan Keamanan PBB untuk meninjaunya. Ia menuduh Israel mengesampingkan organisasi-organisasi yang bertanggung jawab untuk memantau kondisi penjara, terutama di fasilitas-fasilitas seperti Sde Teiman, di mana, menurut beberapa laporan Israel, para tahanan telah menjadi sasaran penyiksaan, pemerkosaan, dan perlakuan merendahkan lainnya.

    Ia menekankan kejahatan pendudukan di Gaza, Tepi Barat, dan di dalam penjara-penjaranya merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional, dan menyerukan intervensi internasional segera.

    Hamdan menegaskan kembali kesiapan Hamas berkoordinasi dengan Palang Merah guna mengirimkan makanan dan obat-obatan kepada para tawanan Israel, sembari menyerukan pembukaan segera perlintasan-perlintasan di Gaza agar bantuan dapat masuk.

    Hal ini, ujarnya, merupakan satu-satunya cara untuk memutus siklus kelaparan massal.

    Ia mendesak masyarakat internasional menekan Israel agar memenuhi kewajiban hukumnya dengan menyediakan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan pokok lainnya bagi penduduk yang terkepung.

    Kampanye kelaparan yang sedang berlangsung, ujarnya, merupakan kejahatan perang.

    Terakhir, Hamdan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengeluarkan resolusi-resolusi mengikat yang menuntut diakhirinya perang di Gaza, pencabutan blokade, dan diakhirinya penganiayaan terhadap para tawanan Palestina.

    Ia juga merujuk pada kasus Maryam Dawas, seorang gadis kelaparan yang berat badannya turun dari 25 kilogram menjadi kurang dari 10 kilogram, membuatnya tidak dapat berjalan—gambaran yang harus diingat Dewan Keamanan PBB.

    Baca juga: Josep Borrell: Uni Eropa Terlibat Kejahatan Israel karena Tidak Bertindak

    (sya)

    Komentar
    Additional JS