3 Kapal Perang AS Bergerak ke Venezuela, Maduro Siap Mobilisasi Milisi, - Beritasatu
Dunia Internasional,
3 Kapal Perang AS Bergerak ke Venezuela, Maduro Siap Mobilisasi Milisi
Washington, Beritasatu.com – Amerika Serikat (AS) mengerahkan tiga kapal perusak berpeluru kendali Aegis ke perairan lepas pantai Venezuela sebagai bagian dari strategi Presiden Donald Trump melawan kartel narkoba Amerika Latin. Langkah ini dikonfirmasi oleh Gedung Putih pada Selasa (19/8/2025) waktu setempat.
Tiga kapal perang tersebut, USS Gravely, USS Jason Dunham, dan USS Sampson, dijadwalkan segera tiba di wilayah tersebut. Seorang pejabat Pentagon yang enggan disebutkan namanya mengatakan kapal-kapal ini akan bertugas mendukung operasi antinarkoba selama beberapa bulan.
Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt menegaskan bahwa Presiden Trump siap menggunakan setiap elemen kekuatan Amerika untuk menghentikan aliran narkoba ke AS dan menyeret pelakunya ke pengadilan. Ia juga menyebut rezim Presiden Venezuela Nicolás Maduro sebagai “kartel teroris Narco” yang tidak sah.
Pengerahan kapal perang ini mencerminkan ambisi Trump memperluas penggunaan kekuatan militer dalam melawan kartel narkoba. Washington menuding kartel-kartel di Amerika Latin, termasuk dari Venezuela dan Meksiko, bertanggung jawab atas masuknya fentanil dan kokain yang memicu krisis overdosis serta kekerasan di berbagai kota AS.
Trump bahkan mendesak Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum agar lebih keras terhadap kartel dibanding pendahulunya. Namun, Sheinbaum menolak intervensi militer AS dengan alasan kedaulatan Meksiko.
Pada Februari 2025 lalu, Trump menetapkan Tren de Aragua (Venezuela), MS-13 (El Salvador), dan enam kelompok berbasis Meksiko sebagai organisasi teroris asing. Sebutan ini sebelumnya lebih sering ditujukan pada kelompok seperti al-Qaeda dan ISIS.
Respons Venezuela
Sementara itu, Presiden Nicolás Maduro menilai langkah AS sebagai ancaman serius dan berjanji memobilisasi lebih dari 4,5 juta anggota milisi di seluruh negeri. “Kekaisaran telah menjadi gila dan memperbarui ancamannya terhadap perdamaian Venezuela,” katanya dalam acara di Caracas.
Awal bulan ini, pemerintahan Trump menggandakan hadiah penangkapan Maduro menjadi US$ 50 juta (sekitar Rp 821 miliar), menuduhnya terlibat narkoterorisme. Maduro sebelumnya telah didakwa di pengadilan federal New York pada 2020.
Venezuela memiliki cadangan minyak terbukti terbesar di dunia. Menurut Badan Informasi Energi (EIA), krisis politik-ekonomi di negara itu, ditambah hubungan dekat Caracas dengan Rusia, Tiongkok, dan Iran, menjadikan Venezuela kunci strategis bagi kebijakan luar negeri AS.
Departemen Luar Negeri AS menyarankan warganya menghindari perjalanan ke Venezuela karena tingginya angka kriminalitas, kerusuhan sipil, layanan kesehatan buruk, serta risiko penahanan sewenang-wenang. Caracas bahkan disebut sebagai salah satu kota paling berbahaya di Belahan Bumi Barat.
Kartel Narkoba di Amerika Latin
Menurut Badan Penegakan Narkoba AS (DEA), kartel di Amerika Latin menguasai perdagangan kokain dan fentanil bernilai miliaran dolar per tahun. Kartel Sinaloa, Jalisco New Generation, hingga Tren de Aragua menggunakan kekerasan, korupsi, dan jalur penyelundupan untuk memperluas pengaruhnya.
Henry Ziemer, Associate Fellow Program Amerika di Center for Strategic and International Studies, menilai pengerahan kapal Aegis lebih sebagai unjuk kekuatan ketimbang persiapan invasi. “Kapal-kapal ini memiliki kemampuan penting untuk mendeteksi penyelundupan narkoba, termasuk kapal selam, namun konsentrasi pasukan tampaknya berlebihan untuk sekadar operasi antinarkoba,” katanya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Venezuela Yvan Gil menegaskan tuduhan AS tidak berdasar. “Setiap pernyataan agresif hanya menunjukkan kegagalan imperialisme untuk menundukkan rakyat Venezuela yang berdaulat,” ujarnya.