Menguliti Bahasa Tubuh Benjamin Netanyahu dan Donald Trump Saat Berencana Merelokasi Warga Palestina dari Gaza - Lifestyle Liputan6

 Dunia Internasional 

Menguliti Bahasa Tubuh Benjamin Netanyahu dan Donald Trump Saat Berencana Merelokasi Warga Palestina dari Gaza - Lifestyle Liputan6

Komentar provokatif Donald Trump yang disimak Benjamin Netanyahu muncul saat pembicaraan makin memanas minggu ini dengan janji akan adanya lonjakan bantuan kemanusiaan ke Gaza.

diperbarui 06 Feb 2025, 11:00 WIB

Diterbitkan 06 Feb 2025, 11:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump duduk seperti "alpha bungkuk" saat Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu "jarang sekali" tersenyum selama jumpa pers mengejutkan yang mengumumkan bahwa AS dapat menguasai Gaza dan membangun "Riviera Timur Tengah."

Trump juga menyarankan agar warga Palestina di Gaza dimukimkan secara permanen di luar wilayah kantong tersebut, lapor IrishStar, dikutip Kamis (6/2/2025). Ia menguraikan pemikirannya saat mengadakan pembicaraan dengan Netanyahu di Gedung Putih, Rabu, 5 Februari 2025.

Keduanya juga membahas gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan yang rapuh antara Israel dengan Hamas, serta berbagi "kekhawatiran" tentang Iran. Mengamati bahasa tubuh mereka, pakar Judi James menjelaskan gerakan-gerakan kecil dan ekspresi wajah keduanya yang menunjukkan apa yang sebenarnya terjadi antara mereka.

"Kedua pria itu duduk dengan lutut terbuka lebar, dengan kesan percaya diri yang terpantul. Netanyahu meletakkan tangannya di masing-masing lutut, tapi Trump duduk lebih seperti seorang alpha yang membungkuk, dengan tangan di antara kedua kakinya dalam posisi membungkuk yang melibatkan sentuhan ujung jari untuk menunjukkan pemikiran yang tepat," ungkap James.

Ia menyambung, "Dia juga mulai mengetukkan ujung jarinya bersama-sama dalam gerakan metronomik yang menunjukkan ketidaksabaran." Komentar provokatif Trump muncul saat pembicaraan makin memanas minggu ini dengan janji akan adanya lonjakan bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Juga, pasokan rekonstruksi untuk membantu warga Gaza pulih setelah lebih dari 15 bulan serangan militer Israel yang menghancurkan. Kini, Trump ingin mendorong sekitar 1,8 juta orang meninggalkan tanah yang mereka sebut rumah dan mengklaimnya untuk AS.

Pernyataan Trump

"AS bakal mengambil alih Jalur Gaza, dan kami juga akan melakukan sesuatu di sana," kata Trump saat konferensi pers, dengan Netanyahu di sampingnya. Presiden yang terkenal sebagai pengembang real estate New York itu menambahkan, "Kami akan memastikan bahwa itu dilakukan dengan standar kelas dunia."

"Itu akan luar biasa bagi rakyat— Palestina, sebagian besar Palestina, yang sedang kita bicarakan," imbuhnya. Saat Trump menjawab pertanyaan dari wartawan, Netanyahu menyimak, terkadang sambil tersenyum. James menjelaskan, "Senyum bibir tertutup Netanyahu jarang turun atau menyimpang dalam klip video ini."

"Dia duduk di sisi kursinya yang menciptakan kedekatan lebih baik dengan Trump. Sementara Trump menciptakan kehadiran yang 'berat,' Netanyahu memiliki lebih banyak 'pantulan mikro' pada gerakannya, memutar senyum matanya, dan senyum mulut yang sedikit terangkat di satu sisi, di sekitar ruangan."

"Ada satu momen ketika dia menyentuh wajahnya menurut sebuah potongan video, tapi kemudian dia kembali tersenyum," ujar James. Trump mengatakan, AS akan membangun kembali wilayah tersebut setelah warga Palestina dimukimkan kembali di tempat lain dan mengubah wilayah tersebut jadi tempat tinggal "warga dunia," termasuk warga Palestina.

Pakai Trik Lama

Trump tidak memberi rincian tentang kewenangan apa yang akan digunakan AS untuk mengambil alih tanah tersebut dan membangunnya. Presiden AS itu juga melakukan trik lamanya untuk mencoba menegaskan dominasi melalui jabat tangan.

James berkata, "Ritual sapaan Trump dan pendekatan bahasa tubuhnya secara keseluruhan terhadap Netanyahu dapat digambarkan sebagai ramah, tapi serius. Trump berada dalam mode 'kewibawaan yang angkuh' di sini, tidak tersenyum, tapi memancarkan sinyal kekuatan alfa."

"Genggamannya pada tangan Netanyahu dalam jabat tangan sapaan melibatkan jabat tangan dan tarikan yang menjadi ciri khasnya yang menyebabkan gerakan menggergaji horizontal dari genggaman mereka. Trump sebelumnya menggunakan ini sebagai jabat tangan, tapi Netanyahu menanggapi dengan menutup genggaman dengan tangannya yang bebas seolah-olah ingin memperkuat kesan hubungan atau persahabatan."

"Netanyahu melambaikan tangan ke kamera, tapi Trump melakukan dua isyarat kepalan tangan terangkat, yang menunjukkan kekuatan," ungkap James. Setelah jumpa pers kontroversial itu, Gedung Putih dinilai berupaya menurunkan tensi atas reaksi keras publik menanggapi pernyataan Trump.

Konfirmasi Jubir Gedung Putih

Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt menjelaskan bahwa yang dimaksud Trump adalah relokasi sementara, bukan pemindahan secara permanen ke negara-negara mayoritas Arab, seperti Mesir. Dia juga mengatakan bahwa pembangunan kembali Jalur Gaza tidak akan dibiayai AS dan pasukan AS tidak akan dikirim ke sana.

"Presiden sangat memahami bahwa AS perlu terlibat dalam upaya pembangunan ini untuk memastikan stabilitas di wilayah tersebut bagi semua pihak," ujar Leavitt, seperti dikutip kanal Global Liputan6.com dari CNA, Kamis (6/2/2025). "Ini bukan berarti akan ada pasukan AS di Gaza, dan bukan berarti pembayar pajak di AS akan membiayai upaya ini."

Trump, menurut Leavitt, telah sangat jelas mengharapkan mitra AS di wilayah kawasan, khususnya Mesir dan Yordania, untuk menampung sementara pengungsi Palestina saat rumah-rumah mereka dibangun kembali. "Ini (Jalur Gaza) adalah lokasi yang hancur sekarang. Ini bukan tempat yang layak huni bagi siapa pun," tutur Leavitt.

Ketika ditanya apakah penempatan pasukan AS ke Jalur Gaza sudah dipastikan tidak akan terjadi, Leavitt menjawab, "Presiden belum berkomitmen pada hal itu."

Loading

Baca Juga

Komentar

Informasi Dunia Internasional Terbaru - Google Berita