Internasional
Instalasi Militer Amerika di Filipina Jadi Sasaran Intel China
Selasa, 4 Februari 2025 - 14:50 WIB
VIVA – Fasilitas milik Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (AS) di Filipina, dikabarkan telah berhasil dipetakan oleh intelijen China. Akibatnya, lima orang warga negara Tiongkok diringkus oleh otoritas keamanan negara tersebut.
Menurut laporan yang dikutup VIVA Militer dari Foundation for Defense Demomocracies (FDD), intelijen China menggunakan sistem LiDAR untuk menghasilkan gambar hingga peta topografi definisi tinggi.
Tak hanya itu, sistem LiDAR (Light Detection and Ranging) buatan China tersebut, diklaim bisa diggunakan untuk upaya penargetan dan sabotase militer.
Oleh sebab itu, penangkapan lima orang yang diyakini adalah mata-mata China oleh dinas keamanan Filipina, menjadi bukti dominasi rezim Xi Jinping dalam industri sistem penginderaan jarak jauh.
VIVA Militer: Sistem LiDAR (Light Detection and Ranging) China
Departemen Pertahanan Amerika Serikat (DoD) secara konsisten menyuarakan kekhawatiran tentang ancaman yang ditimbulkan oleh sistem LiDAR tiongkok.
Terlebih, setelah Xi menunjuk kembali Hesai Technology, menjadi produsen LiDAR terbesar di dunia.
Dengan dukungan pemerintah, Hesai berhasil mengalahkan seluruh perusahaan dari negara-negara Barat. Bahkan melalui Hesai China menguasai 80 persen penjualan global.
Dominasi sistem LiDAR Tiongkok membuat Amerika dan sekutu-sekutunya sangat rentan terhadap spionase dan sabotase. Sebab, sistem teresbut terus terintegrasi ke dalam berbagai teknologi militer dan komersial.
VIVA MIliter: Fasilitas militer Amerika Serikat di Filipina
Hal ini memungkinan China memiliki akses ke sejumlah besar data sensitifm yang semuanya dapat diakses oleh Beijing berdasarkan hukum Tiongkok.
Kombinasi akses dan integrasi juga meningkatkan risiko sabotase Tiongkok terhadap infrastruktur sipil dan militer Amerika.
Tarif Pajak Ditunda 30 Hari, Trudeau Janjikan Hal Ini ke Trump soal Perbatasan AS-Kanada
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau mengumumkan bahwa Presiden AS Donald Trump telah setuju untuk menunda tarif yang direncanakan atas impor selama 30 hari.
VIVA.co.id
4 Februari 2025
Komentar
Posting Komentar