Dunia Internasional
CIA Tawarkan Pengunduran Diri Massal untuk Seluruh Staf, Ada Apa?
-
Seluruh staf atau tenaga kerja di Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (AS) atau CIA ditawari untuk pensiun dini atau mengundurkan diri massal oleh pemerintahan Presiden Donald Trump. Langkah ini disebut sebagai bagian dari program efisiensi pemerintahan Trump.
Media terkemuka Wall Street Journal (WSJ) dalam laporannya, seperti dilansir AFP dan Reuters, Rabu (5/2/2025), menyebut langkah ini akan menjadikan CIA sebagai badan intelijen pertama yang bergabung dengan program redundansi sukarela yang dicetuskan Trump untuk pegawai-pegawai federal AS.
Tawaran pengunduran diri massal seperti ini disebut sebagai "buyout", yang biasanya melibatkan insentif finansial untuk para pegawai yang bersedia pensiun dini atau mengundurkan diri secara sukarela.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua sumber yang dikutip Reuters menyebut langkah ini dimaksudkan untuk menjadikan CIA sejalan dengan prioritas pemerintahan Trump saat ini.
Juru bicara CIA dalam pernyataan terpisah menyebut langkah "buyout" itu bertujuan menyelaraskan badan intelijen pusat AS tersebut dengan tujuan Direktur baru CIA John Ratcliffe.
"Direktur Ratcliffe bergerak cepat untuk memastikan tenaga kerja di CIA responsif terhadap prioritas keamanan nasional pemerintah. Langkah ini adalah bagian dari strategi holistik untuk memberikan energi baru kepada badan ini," jelas juru bicara CIA dalam pernyataannya.
Pihak CIA tidak mengungkapkan anggaran untuk buyout ini atau jumlah pegawai yang mereka pekerjaan.
Simak Video 'Rencana Mark Zuckerberg PHK Karyawan Meta Berkinerja Buruk':
Saksikan Live DetikPagi :
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Disebutkan oleh WSJ dalam laporannya, yang mengutip keterangan dari salah satu penasihat Ratcliffe, bahwa badan intelijen pusat AS itu juga membekukan perekrutan para pencari kerja yang sudah diberi tawaran bersyarat.
Beberapa tawaran yang ditangguhkan itu, menurut penasihat Direktur CIA itu, kemungkinan akan dibatalkan jika pencari kerja tidak memiliki latar belakang yang sesuai untuk tujuan baru badan intelijen pusat AS itu, yang mencakup menargetkan kartel narkoba, perang dagang yang diinisiasi Trump, dan melemahkan China.
Laporan soal "buyout" dalam tubuh CIA -- yang tugasnya mengumpulkan informasi intelijen asing yang sangat penting bagi keamanan nasional AS -- mencuat beberapa jam setelah Trump mengumumkan rencana kontroversial soal AS akan "mengambil alih" dan menguasai Jalur Gaza untuk jangka panjang.
CIA belum memberikan komentar langsung atas hal tersebut.
Langkah semacam itu merupakan bagian dari perombakan besar-besaran yang dilakukan pemerintahan AS di bawah Trump, yang telah berjanji untuk secara radikal mengurangi jumlah tenaga kerja federal atas nama efisiensi dan penghematan yang menimbulkan gelombang kejutan di negara tersebut.
Pekan lalu, Gedung Putih menawarkan kesempatan kepada 2 juta pekerja federal AS untuk berhenti bekerja pada pekan ini dan menerima gaji serta tunjangan hingga 30 September, ketika Trump berupaya merampingkan pemerintahannya.
Simak juga Video 'Rencana Mark Zuckerberg PHK Karyawan Meta Berkinerja Buruk':
Saksikan Live DetikPagi :
Komentar
Posting Komentar